Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prodi D2 Jalur Cepat Dibuka Tahun Ini, Apa Bedanya dengan D2 Reguler?

Kompas.com - 26/05/2022, 14:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Selasa (25/5/2022), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyerahkan izin pembukaan 27 program studi (Prodi) Diploma Dua (D2) Jalur Cepat.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, program D2 Jalur Cepat sudah dibuka tahun ini.

"Langsung dibuka (tahun ini) dan menerima mahasiswa baru mulai tahun ini dari siswa SMK yang sudah dikolaborasikan dengan D2 Jalur Cepat masing-masing," kata Wikan saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (26/5/2022).

Lantas, apa bedanya dengan D2 reguler?

Wikan menjelaskan, program D2 Jalur Cepat ditempuh hanya dalam tiga semester atau 1,5 tahun.

"Secara total masa perkuliahan pada program D2 Jalur Cepat ditempuh selama tiga semester atau satu semester lebih singkat daripada perkuliahan pada program D2 regular," jelas dia.

Baca juga: 4 Keuntungan Siswa SMK Ikut D2 Fast Track, Bisa Cepat Kerja 

"Komposisinya, satu semester perkuliahan di kelas untuk memahami teori dan konsep, dan dua semester berikutnya merupakan kegiatan magang di Industri," sambungnya.

Dengan konsep ini, Wikan mengklaim lulusan D2 Jalur Cepat bisa lebih kompeten dan berfokus pada ketrampilan tertentu.

Tak hanya hard skill, mahasiswa juga akan mendapatkan banyak soft skills, karakter, sikap, kepemimpinan dan kesiapan bekerja.

"Lulusan juga disiapkan pula menjadi wirausaha, apabila passion-nya menjadi pengusaha," jelas dia.

Program ini juga memungkinkan lulusan SMK yang sekolahnya bermitra dengan salah satu politeknik penerima SK D2 Jalur Cepat dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi dan menyelesaikannya dalam waktu yang lebih singkat.

Sebab, melalui penerapan sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), masa studi siswa selama di SMK dapat diakui sebagai kredit perkuliahan.

"Nah, capaian pembelajaran selama di SMK tersebut akan diakui setara 18 SKS oleh politeknik," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud: 8.105 Guru Jalani Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5

"Sehingga bisa memangkas waktu pembelajaran dari empat semester menjadi tiga semester pada diploma dua jalur cepat," tambahnya.

Ia menjelaskan, SMK yang bermitra dengan politeknik telah diajar oleh tiga jenis guru sejak kelas satu, yaitu guru SMK, dosen politeknik, serta praktisi dari dunia usaha dan industri.

Menurutnya, skema kolaborasi segitiga ini terbukti berhasil pada pendidikan vokasi, seperti Politeknik Negeri Madiun yang menggandeng beberapa SMK Jurusan Teknik Mesin dan menjalin kerja sama dengan PT INKA.

Dari kolaborasi tersebut, Politeknik Negeri Madiun dan SMK sudah berhasil mendapat pekerjaan dari PT INKA berupa kontrak pesanan spare part kereta api.

"Ini suatu konsep yang sangat luar biasa karena SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi tidak sekedar belajar teori tapi bahkan menjadi lengan produksi atau mata rantai dari sebuah industri yang skalanya nasional," kata dia.

Sementara itu, Politeknik yang ingin membuka program D2 Jalur Cepat wajib memiliki mitra beberapa SMK, dunia industri dan usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com