BELAKANGAN ini tersebar berita menarik tentang Elon Musk yang hanya mengenakan kaus oblong ketika menerima kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Sudah terlalu banyak komentar berbagai pihak, baik yang positif dan terutama yang negatif atas kaus oblong Elon Musk.
Saya tidak akan membahasnya lagi dan hanya akan menceritakan sedikit saja tentang dress code atau tata busana berkait dengan kaus oblong.
Pada tahun 1950-an, terutama di Jakarta, cukup banyak dijumpai orang asing yang selalu tampil rapi dengan jas dan dasi, terutama dalam pertemuan yang bersifat formal.
Simbol orang bule seakan-akan melekat sebagai orang yang makmur hidupnya ditandai dengan penampilan dengan jas dan dasi.
Penampilan yang sering disebut sebagai netjes dalam bahasa Belanda atau necis dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Dress Code Batik di Sidang DK PBB, Hormat untuk Pemerintah RI...
Sementara di sisi lain, penampilan orang Indonesia, yang ketika itu pada umumnya banyak disebut sebagai kaum “melarat” dengan trade mark-nya, adalah hanya mengenakan kaus oblong hitam dan dekil.
Kaus oblong hitam dekil ketika itu dikenal sebagai dress code-nya abang-abang tukang becak, tukang loak, orang melarat, kuli dan lain sebagainya.
Pendek kata, orang bule relatif tampak selalu berpenampilan netjes, sementara orang Indonesia pada umumnya tampak kumuh dengan hanya mengenakan kaus oblong.
Kira-kira dalam dua atau tiga dekade belakangan ini berkat kemajuan yang cukup pesat terjadilah perubahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.