Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Down Syndrome Apakah Bisa Dideteksi Melalui USG?

Kompas.com - 20/05/2022, 18:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah unggahan mengenai adanya anak yang saat di-USG disebut tak ada kelainan namun saat lahir ternyata mengalami down syndrome sempat viral di media sosial TikTok beberapa waktu terakhir.

Dalam unggahan yang viral, pengunggah menyebutkan bahwa saat di dalam kandungan dan dilakukan USG si anak terlihat memiliki hidung yang mini namun disebutkan oleh pemeriksa bahwa si anak tak ada kelainan.

Adapun sejumlah warganet dalam komentar unggahan tersebut menanyakan, apakah anak yang down syndrome memang tak bisa dideteksi dengan USG?

Baca juga: Down Syndrome, Kondisi Tubuh Kelebihan Kromosom

Penjelasan dokter

Apakah down syndrome bisa dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG)?

Terkait hal tersebut, Kompas.com menghubungi dokter di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Anugerah Semarang, dr Indra Adi Susianto, MSi.Med, SpOG.

Saat dihubungi, Indra menjelaskan bahwa mendeteksi kelainan down syndrome melalui USG memungkinkan untuk dilakukan.

Meski demikian, ia mengatakan hal tersebut harus dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk mengetahui kelainan pada bayi yang kemudian didukung oleh pemeriksaan lanjutan selain USG.

Ia juga menekankan, kondisi hidung bayi tampak mini maupun tulang belakang tampak pendek menurutnya tak bisa jadi patokan seorang bayi akan tumbuh dengan down syndrome.

Indra menerangkan, pemeriksaan down syndrome di Indonesia biasanya diawali dengan pemeriksaan USG terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan darah.

“Kalau down syndrome itu biasanya mulai nampak di trimester satu, mulai 9 minggu ke atas,” ujar Indra dihubungi Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Indra menjelaskan, pada usia 9 minggu tersebut, jika dari USG tengkuk bayi terlihat menebal atau nuchal translucency di atas normal, maka ada kemungkinan mengarah ke down syndrome.

“Namun tidak bisa langsung didiagnosis down syndrome. Masih harus ada pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.

Baca juga: Penyebab Down Syndrome dan Faktor Risikonya

Ilustrasi down syndrome pada bayi, ciri-ciri down syndrome pada bayi, gejala down syndrome pada bayi, penyebab down syndrome. Shutterstock/Eleonora_os Ilustrasi down syndrome pada bayi, ciri-ciri down syndrome pada bayi, gejala down syndrome pada bayi, penyebab down syndrome.

Pemeriksaan lanjutan tersebut yakni pemeriksaan darah pada Ibu yang disebut Pregnancy Acociate Plasma Protein (PAPP-A).

Selain itu terdapat pemeriksaan darah Alfa Feto Protein (AFP) dan pemeriksaan estriol.

Keempat pemeriksaan yang meliputi USG dan pemeriksaan darah tersebut dikenal dengan sebutan quadruple screening down syndrome.

Ia menyebut, jika keempat pemeriksaan tersebut mengarah ke down syndrome, maka kemungkinan bayi mengalami down syndrome adalah 60 persen dengan angka false positif 5 persen.

Jika di luar negeri, keempat pemeriksaan tersebut dilakukan seluruhnya. Namun karena biaya yang tidak murah, di Indonesia pemeriksaan down syndrome biasanya diawali dengan USG terlebih dahulu baru pemeriksaan darah.

Lebih lanjut Indra mengatakan, pemeriksaan down syndrome lanjutan dilakukan pada kehamilan trimester kedua atau 12 minggu ke atas.

Adapun pada usia kehamilan ini kembali dilakukan pemeriksaan USG, kemudian jika dicurigai down syndrome maka dilakukan pemeriksaan Nasal Bone dan Prenasal Thickness.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan aminocentesis yang artinya diambil air ketubannya untuk diperiksa DNA-nya.

Baca juga: Ini Perbedaan USG 2D, 3D, dan 4D

Risiko kehamilan down syndrome

Lebih lanjut Indra mengatakan, down syndrome biasanya disebabkan oleh faktor genetik dalam keluarga.

Selain itu menurutnya, risiko kejadian down syndrome lebih tinggi terjadi pada kehamilan di atas 35 tahun.

Meski demikian, Ia menekankan bukan berarti usia 35 tahun ke atas tak boleh hamil.

Ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada risiko kehamilan anak down syndrome atau tidak apalagi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga mengalami down syndrome.

Adapun jika ternyata dari pemeriksaan darah ada risiko tersebut, maka sebelum hamil bisa dilakukan terapi.

Sementara, jika sudah terlanjur hamil dan ternyata anak yang dikandung mengarah ke down syndrome maka tugas dokter selama kehamilan menurutnya adalah memberikan edukasi mengenai apa yang harus dilakukan orang tuanya.

Lebih lanjut Indra menekankan bahwa kondisi down syndrome bukan berarti tak sempurna karena beberapa anak memiliki kelebihanmya di bidang-biang tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com