Di sana mereka memasang spanduk panjang yang meminta agar Presiden Soeharto segera mundur dari jabatannya.
Selain mahasiswa, berbaur dalam demo tersebut sejumlah tokoh seperti pakar hukum tata negara dan anggota Komnas HAM Prof Dr Sri Soemantri, tokoh "Malari" dr Hariman Siregar, Sukmawati Sukarnoputri, Guruh Sukarnoputra, tokoh HAM HJ Princen, Ketua Komite Nasional Indonesia Untuk Reformasi Ny Supeni, Ali Sadikin, Karlina Leksono, mantan Ketua DPR/MPR Kharis Suhud yang dipapah mantan Sesdalopbang Solihin GP.
Aksi damai puluhan ribu mahasiswa tersebut sempat tegang ketika sekitar pukul 10.30 WIB datang sekitar 300 orang dari organisasi Pemuda Pancasila, Forum Putra-Putri Purnawirawan dan ABRI (FKPPI), Panca Marga, Ikatan Pencak Silat Indonesia, ulama Madura, dan Pendekar Banten.
Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata
Pemuda Pancasila, FKPPI, serta Panca Marga menggunakan seragam loreng.
Mereka dipimpin Ketua Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno dan Yorrys Raweyai yang juga anggota MPR.
Mereka tampil berbeda dengan delegasi mahasiswa, karena spanduk yang mereka bawa berisi dukungannya terhadap Presiden Soeharto serta menolak Sidang Istimewa MPR.
Baca juga: Apa Itu Menwa, Sejarah, Syarat, dan Tugas Resimen Mahasiswa?
Suasana sempat tegang karena kubu mahasiswa dan organisasi pemuda ini saling mendekat, sehingga tersisa jarak hanya beberapa meter.
Melihat situasi ini, sebuah mobil komando yang dikendarai Komandan Kodim Jakarta Pusat Letkol Inf S Widodo melaju, dan kemudian berhenti membelah kedua kelompok tersebut.
Beberapa hal yang menjadi tuntutan mahasiswa antara lain mendesak MPR untuk segera mengadakan sidang istimewa agar krisis ekonomi dan politik segera teratasi, serta meminta agar agar tindakan represif terhadap pers, khususnya kepada televisi dan radio swasta dihentikan.
Baca juga: Viral Video Diduga Ormas Tenteng Senjata, Ini Penjelasan Kokam