Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sulit Tidur meski Mengantuk?

Kompas.com - 17/05/2022, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seseorang sering merasa lelah setelah seharian penuh bekerja dan beraktivitas. 

Bahkan, saat matahari berada di puncak, rasa kantuk mulai menyerang sehingga keinginan untuk tidur pun semakin besar.

Anehnya, rasa lelah dan tidak bersemangat itu akan hilang saat tubuh terhempas ke atas tempat tidur dan bersiap menuju alam mimpi pada malam hari.

Seberapa keras pun mencoba, rasa kantuk tak kunjung datang dan berakhir terjaga sepanjang malam.

Mengapa demikian?

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak, Hanya Butuh 10-60 Detik

Disebut conditioned arousal

Kondisi demikian, dinamakan conditioned arousal atau learned arousal, mirip dengan keinginan untuk selalu terjaga atau terbangun.

Dilansir dari Time, hal ini terjadi lantaran kondisi di sekitar tempat tidur menyampaikan sinyal ke otak untuk terjaga, dan bukan untuk tidur.

Asisten profesor psikiatri dari University of Pennsylvania, Philip Gehrman mengatakan, seseorang yang memiliki siklus tidur baik akan langsung terlelap begitu berbaring di tempat tidur.

Namun, ada juga orang yang menghabiskan malam dengan berguling-guling, gusar, dan tidak bisa tidur, padahal sudah cukup mengantuk dan kelelahan saat siang.

Lantas, apa penyebab conditioned arousal?

Penyebab conditioned arousal

Masalah tidur yang satu ini memiliki beberapa penyebab, salah satunya menjadikan kasur bukan hanya tempat untuk tidur.

Misalnya, membuka laptop atau ponsel di atas kasur untuk mengurus beberapa pekerjaan, menonton film, atau hanya sekadar berselancar di media sosial.

Baca juga: 5 Tanaman yang Memberi Ketenangan dan Memurnikan Udara di Kamar Tidur

 

Ponsel dan laptop

Dikutip dari Insider, alat elektronik seperti laptop dan ponsel memancarkan sinar biru. Sinar ini mampu mengurangi produksi hormon melatonin, yang mengatur pola tidur.

Akibatnya, tubuh lebih sulit untuk mengantuk dan terlelap.

Selain bermain alat elektronik sebelum tidur, rasa cemas dan stres saat malam tiba juga menjadi penyebab conditioned arousal.

Sebagai contoh, rasa khawatir memikirkan pekerjaan rumah (PR) yang belum selesai atau presentasi yang akan berlangsung esok hari.

Otak manusia cenderung berpikir segala sesuatunya lebih bermasalah daripada kenyataannya. Hal ini bisa membuat rasa khawatir kian meningkat.

Sama seperti bermain ponsel, saat cemas dan stres, otak juga akan menganggap kasur sebagai tempat terjaga dan bukan tempat untuk beristirahat.

Tidur siang

Tidur siang juga bisa menjadi alasan tidak bisa tidur saat malam hari.

Jika memiliki kesulitan untuk tidur saat malam, sebaiknya hindari tidur siang meski tubuh mengantuk dan lelah.

Menurut Harvard Health, mencegah untuk tidur siang adalah stimulus control therapy, yakni salah satu metode untuk menangani insomnia.

Namun, jika saat siang hari rasa lelah dan kantuk tidak bisa dihindari, batasi tidur siang selama 15 hingga 20 menit saja.

Rutinitas monoton di siang hari

Meski terlihat sepele, rutinitas yang monoton saat siang bisa menyebabkan kesulitan tidur di malam hari.

Dikutip dari Insider, Neuropsikologi dari Columbia University, Sanam Hafeez menuturkan, pekerjaan yang monoton memungkinkan otak terbangun saat selesai bekerja.

Tubuh pun akan jauh lebih segar dan bersemangat lantaran terbebas dari aktivitas yang membosankan. Hal inilah yang meningkatkan rasa waspada di malam hari, dan menyebabkan sulit terlelap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com