Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Empat Tahun Lalu, 14 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Tiga Gereja Surabaya

Kompas.com - 13/05/2022, 16:35 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini empat tahun lalu, tepatnya pada 13 Mei 2018, terjadi serangan bom bunuh diri yang terjadi hampir serentak di tiga gereja di Surabaya.

Serangan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, dan dua ledakan lain berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.

Dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan 14 orang tewas dan 43 lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Bom di Bandara Soekarno-Hatta, Ada yang Selamat berkat Tangisan Anak

Detik-detik meledaknya bom bunuh diri

Diberitakan BBC, 13 Mei 2018, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.

Selang sekitar lima menit kemudian, bom kedua meledak di gereja Pantekosta di jalan Arjuno, dan tidak lama disusul meledaknya bom di gereja GKI di jalan Diponegoro.

Wakapolrestabes Surabaya saat itu, Ajun Komisaris Besar Benny Pramono, mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di salah satu gereja di Surabaya ialah seorang ibu yang membawa dua anaknya.

Ketiganya berupaya masuk ke ruang kebaktian, namun sempat dihalau oleh seorang satuan pengamanan (satpam) di pintu masuk GKI jalan Diponegoro, sebelum kemudian meledakkan diri di halaman gereja.

Keterangan kepolisian ini berdasarkan kesaksian seorang satpam gereja GKI di jalan Diponegoro, Surabaya.

Menurut Benny, perempuan dewasa dan dua anak tersebut tewas seketika di lokasi kejadian.

Aksi bom bunuh diri di tiga gereja itu menimbulkan kepanikan warga yang tengah dan akan mengikuti misa/kebaktian di gereja.

Baca juga: 5 Ledakan Bom Hotel yang Menggemparkan Seluruh Dunia

Pelaku bom bunuh diri dari satu keluarga

Pelaku berasal dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya.

Diberitakan Harian Kompas, 14 Mei 2018, Kepala Polri Jenderal (Pol) saat itu, Tito Karnavian menjelaskan bahwa Dita Apriyanto (48), pelaku bom bunuh diri, menjadi pelaku tunggal dengan memakai mobil di GPPS.

Ia sebelumnya mengantar istrinya, Puji Kuswati (43) bersama dua putrinya, FS (12) dan PR (9), menjadi pelaku bom yang diikatkan pada pinggang di GKI.

Sementara dua pelaku bom Gereja Santa Maria Tak Bercela adalah YF (17) dan adiknya, FH (15), dengan memakai sepeda motor.

"Semua bom bunuh diri. Dita adalah amir (pemimpin) kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) di Surabaya," kata Tito.

Minggu malam, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pun menggeledah rumah terduga pelaku di Kecamatan Rungkut, Surabaya, tersebut.

"Polisi menemukan tiga paket bahan peledak di ruang depan rumah dan diledakkan," kata Kepala Polrestabes Surabaya saat itu, Komisaris Besar Rudi Setiawan.

Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com