Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Aneka Ragam Legenda Wibisana

Kompas.com - 12/05/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERDASAR legenda Ramayana versi Walmiki, tokoh paling angkara murka di marcapada sampai ke swargaloka adalah Rahwana.

Adalah wajar bahwa versi Walmiki didukung di India namun sangat ditentang di Srilanka yang dahulu dikenal sebagai Alengkadiraja.

Baik menurut Ramayana versi India mau pun Rahwanayana versi Srilanka, Rahwana memiliki tiga saudara, yaitu Kumbakarna, Sarpakanaka dan Wibisana.

Di India Wibisana dipuja sebagai seorang kesatria pembela kebenaran tanpa kompromi. Sementara di Srilangka Wibisana dihujat sebagai seorang pengkhianat bangsa yang busuk karena tak segan berpihak ke musuh bangsa demi memenuhi ambisi kekuasaan diri sendiri.

Beraneka ragam versi legenda melekat pada tokoh Wibisana. Misalnya legenda kuil Srirangam Ranganathaswamy memuja Wibisana sebagai titisan Wisnu di marcapada.

Pada penobatan Sri Rama, Wibisana ditampilkan membawa pusaka Sri Ranga Vimana yang kemudian atas perintah Wisnu ditinggalkan di tepi sungai Kaveri.

Sampai masa kini festival di Kuil Srirangam Ranganathaswamy memuja Wibisana masih dianggap paling sakral.

Sementara masyarakat Singalese meyakini Wibisana sebagai satu di antara empat tokoh Sathara Waram Deviyo yang memindah ibu kota Alengkadiraja ke Kelaniya seperti tersurat di dalam puisi abad XV Thotagamuwe Sri Rahula Thera.

Sebagai saudara Rahwana, Wibisana versi Wayang Purwa beda dari Ramayana versi India.

Di dalam lelakon Ramayana versi Wayang Purwa Wibisana berwajah tampan dan terlahir sebagai manusia seperti ayahnya, Wisrawa dari Pertapaan Argawirangin, sedangkan ibunya bernama Sukesi dari Kerajaan Alengka.

Wibisana menikah dengan bidadari bernama Triwatiyang melahirkan dua orang anak bernama Trijata dan Bisawarna.

Trijata berperan sebagai penjaga Sinta ketika dikurung oleh Rahwana. Wibisana menyeberang ke pihak Rama setelah diusir oleh Rahwana karena berani menentang perbuatan kakaknya menculik Sinta.

Ia kemudian menjadi penasihat strategi perang di pihak Rama. Dalam pewayangan yang menewaskan Indrajit adalah Wibisana bukan Laksmana.

Akibat Wibisana mengetahui kelemahan para saudaranya, maka akhirnya laskar wanara di bawah pimpinan Anoman berhasil menaklukan laskar raksasa di bawah pimpinan Rahwana.

Setelah Rahwana terbunuh, Wibisana menolak menjadi raja Alengka. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kepercayaan bahwa istana yang baru saja dirusak musuh tidak baik untuk ditempati karena masih menyimpan energi negatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com