Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Mudik, ‘Ritual’ yang Tak Bisa Diusik

Kompas.com - 27/04/2022, 12:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LEDAKAN pemudik diprediksi akan terjadi tahun ini. Pemerintah menyiapkan berbagai strategi agar tragedi ‘Brexit’ (kemacetan arus mudik parah di Brebes, Jawa Tengah, tahun 20216) tidak kembali terjadi.

Sekitar 85 juta orang diperkirakan akan pulang ke kampung halaman. Sebuah ritual tahunan yang sempat dilarang karena badai pandemi Covid-19 yang menyelimuti negeri ini. Tahun ini ‘keran’ mudik dibuka. Meski pandemi belum berhenti, pemerintah menganggap penularan virus corona sudah mulai mereda.

Baca juga: Ini 12 Titik Rawan Macet saat Arus Mudik di Tol Jabodetabek dan Trans-Jawa

Seolah ingin membalaskan dendam, puluhan juta orang yang mengadu nasib di perantauan memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Hal ini bisa dilihat dari survei salah satu platform aplikasi perjalanan yang menyatakan 80 persen responden menyatakan akan mudik tahun ini.

Meledak

Presiden Jokowi jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti agar estimasi jumlah pemudik diantisipasi. Semua pemangku kebijakan diminta untuk menyiapkan berbagai skenario dan terobosan agar ledakan pemudik tidak menimbulkan kemacetan panjang dan beragam dampak ikutan.

Pemerintah tak asal bicara terkait prediksi jumlah pemudik yang mencapai 85 juta lebih itu. Data tersebut didapat dari hasil survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub). Hasil survei menunjukkan ada 85,5 juta orang yang diperkirakan akan mudik Lebaran.

Jumlah pemudik terbanyak diperkirakan berasal dari Jawa Timur, yakni 14,6 juta orang. Angka itu setara dengan 17,1 persen dari total jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini. Jabodetabek menempati peringkat kedua dengan perkiraan jumlah pemudik 14 juta orang atau sekitar 16,4 persen dari total pemudik. Kemudian sebanyak 12,1 juta orang pemudik diprediksi berasal dari Jawa Tengah, 9,2 juta pemudik dari Jawa Barat, dan 4 juta pemudik dari Sumatera Utara.

Dari contraflow hingga ganjil genap

Jalur darat khususnya mobil pribadi diprediksi akan mendominasi perjalanan mudik tahun ini. Guna mengantisipasi agar kemacetan panjang tak terjadi, Korlantas Polri menyiapkan berbagai strategi, di antaranya rekayasa lalu lintas di ruas tol, jalur arteri, dan kawasan wisata.

Baca juga: Daftar Link CCTV untuk Pantau Kondisi Lalu Lintas Saat Mudik Lebaran

Sejumlah pemicu kemacetan di jalan tol di antaranya antrean di gate tol, bottle neck, rest area, dan kendaraan yang mengalami masalah di jalan. Guna mengantisipasi potensi kemacetan ini, Korlantas Polri akan memberlakukan contraflow dan ganjil genap.

Transaksi di Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat juga ditiadakan selama arus mudik Lebaran. Ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang bisa memicu kemacetan panjang. Transaksi bisa dilakukan di gerbang tol berikutnya sesuai tujuan.

Hambatan di jalur arteri seperti pasar tumpah, sumbangan pembangunan tempat ibadah hingga perlintasan kereta api sebidang juga tak luput dari perhatian. Guna menangani hal ini, Polri akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya.

Bayang–bayang pandemi

Meski sudah mereda, bukan berarti pandemi Covid-19 sudah pergi. Virus corona masih ada dan mengancam siapa saja yang lalai dan abai. Menurut Kementerian Kesehatan, mayoritas masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi dan titer antibodi yang tinggi. Kesimpulan ini merujuk hasil survei serologi Covid-19 atau antibodi yang dilakukan pada Desember 2021.

Meski demikian, bukan berarti ledakan kasus pandemi tak mungkin terjadi. Menurut sejumlah epidemiolog, ledakan kasus Covid-19 masih berpotensi terjadi di negeri ini. Karena, orang yang sudah memiliki antibodi tetap berpotensi untuk terinfeksi.

Mutasi virus asal Wuhan, China itu terbukti mampu menginfeksi bukan hanya pada orang yang belum divaksinasi tapi pada orang yang sudah memliki antibodi. Dan jika terinfeksi, orang yang memiliki antibodi itu tetap dapat menularkan virus. Kondisi ini lebih berbahaya karena biasanya tak bergejala.

Untuk itu, masyarakat dan pemerintah harus tetap waspada. Karena virus corona berpotensi bermutasi dan melahirkan varian baru atau sub varian baru yang dapat meluluhlantakkan antibodi yang sudah ada.

Akankah tragedi Brexit akan terulang pada arus mudik tahun ini? Tragedi Brexit merujuk pada kemacetan lalu lintas arus mudik parah pintu keluar tol Brebes Timur atau Brebes Exit Toll (Brexit) tahun 2016. Sebanyak 17 pemudik meninggal dunia saat itu, selama arus mudik dari 29 Juni - 5 Juli 2016. Korban meninggal antara lain karena sakit, kelelahan dalam kemacetan yang belangsung puluhan jam, dan kecelakaan lalu lintas. 

Lalu mungkinkah pandemi akan naik lagi? Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (27/4/2022), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com