KOMPAS.com – GoTo resmi menjadi menjadi perusahaan digital yang sahamnya tercatat dan diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai Senin (11/4/2022).
Sehari setelah tercatat di BEI, minat masyarakat dalam Initial Public Offering (IPO) terhadap saham GoTo cukup tinggi.
Diberitakan sebelumnya, permintaan IPO GoTo mengalami kelebihan hingga 15,7 kali.
Peminat saham GoTo datang dari single investor identification (SID) dan investor ritel. Adapun total investor yang turut berpartisipasi mencapai lebih 299.000.
“Pada hari ini, kami mengawali perjalanan GoTo sebagai perusahaan terbuka yang tercatat di BEI,” ungkap Andre Soelistyo selaku CEO Grup GoTo, melalui keterangan resminya Senin (11/4/2022).
Baca juga: Benarkah Driver dan Pelanggan Gojek serta Tokopedia Bisa Dapat Saham GoTo?
Kompas.com merangkum fakta-fakta soal saham GoTo usai tercatat dan diperjualbelikan di BEI. Berikut 5 fakta tersebut:
Melalui keterangan resminya, PT. GoTo Gojek Tokopedia mengeklaim telah mengumpulkan total dana Rp 15,8 triliun.
Dana tersebut berasal dari penawaran umum dan penjualan saham treasuri dalam rangka opsi penjatahan lebih (greenshoe).
Sebesar Rp 13,7 triliun diperoleh dari penawaran umum saham melalui IPO.
Sisanya, yakni Rp 2,1 triliun, didapat melalui penjualan saham treasuri dalam rangka opsi penjatahan lebih (greenshoe).
Total dana tersebut menggambarkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 400,3 triliun.
Baca juga: 5 Fakta Seputar GoTo, Perusahaan Baru Merger Gojek dan Tokopedia
Berdasarkan nilai kapitalisasi GoTo yang terkumpul, perusahaan teknologi ini menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat setelah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di BEI.
Bahkan, IPO GoTo juga menjadi IPO terbesar ketiga di Asia dan kelima di dunia untuk 2022 dihitung dari jumlah dana yang berhasil dikumpulkan.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, IPO GoTo membawa perusahaan tersebut sebagai perusahaan decacorn yang tercatat di bursa Asia dan juga dinantikan oleh banyak investor.
“Pencatatan saham GoTo sangat dinantikan oleh investor, dengan market cap mencapai Rp 400 triliun,” ujarnya.
Baca juga: Driver Bisa Dapat Saham GoTo atau Uang Tunai, Apa Kriterianya?
Sebelumnya, GoTo telah menetapkan harga saham mereka.
Harga saham yang ditawarkan GoTo dalam IPO adalah Rp 338 per saham dari kisaran awal antara Rp 316-346 per saham.
Dikutip dari Kontan, penawaran saham tersebut masih terhitung sebagai harga terendah jika dibandingkan dengan saham BUKA dari PT Bukalapak.com Tbk.
Tahun lalu, penawaran harga BUKA di IPO adalah Rp 850 per saham. Saat itu, BUKA berhasil meraup dana segar hingga Rp 21,9 triliun.
Adapun pada IPO GoTo, BEI mencatat bahwa GoTo mampu melepas 40,61 miliar saham ke masyarakat. Dengan kata lain, GoTo berhasil meraih dana segar sebesar Rp 13,72 triliun.
Baca juga: 5 Fakta tentang IPO GoTo
PT. GoTo Gojek Tokopedia juga telah mengalokasikan saham GoTo senilai Rp 310 miliar untuk program Saham Gotong Royong.
Program ini merupakan wujud dari IPO GoTo sebagai salah satu yang paling inklusif di dunia.
Melalui Program Saham Gotong Royong, para mitra pengemudi akan mendapatkan saham secara cuma-cuma setelah berakhirnya masa lock-up.
Tak hanya membagikan saham kepada mitra pengemudinya, GoTo juga berencana akan memberikan akses prioritas bagi mitra pedagang dan konsumen yang ingin membeli saham mereka melalui penjatahan pasti selama proses penawaran awal.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Merger Jadi GoTo, Adakah Perubahan di Aplikasi?
Tingginya nilai kapitalisasi GoTo justru membuat dilema para manajer investasi (MI). Sebab GoTo memiliki nilai kapitalisasi yang besar dan dipastikan akan berpengaruh kepada pergerakan IHGS.
Di sisi lain, banyak kalangan yang meragukan fundamental GoTo karena valuasi yang terlalu mahal maupun catatan kinerjanya yang masih merugi sejauh ini.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Panin Asset Management Rudiyanto.
Menurutnya valuasi GoTo relatif mahal jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis di luar negeri.
Baca juga: Saat Rudal Iran Membuat Harga Minyak Naik dan Saham Berguguran...
Kendati begitu, ia memastikan bahwa pihaknya tetap berpartisipasi dan mengoleksi saham GOTO di beberapa portofolio reksadana milik Panin AM.
Menurut Rudiyanto, perusahaan yang masih merugi atau punya valuasi super premium seperti saham GOTO memang cukup sulit untuk memenuhi kriteria sebagai pilihan portofolio investasi di reksadana.
Namun, tidak ada salahnya membeli saham atau emiten dengan fundamental perusahaan yang masih merugi.
Baca juga: Kisah di Balik Viralnya Kado Saham Wisuda Mahasiswi UI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.