Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bruce Willis Mundur dari Akting Setelah Didiagnosis Aphasia, Apa Itu?

Kompas.com - 31/03/2022, 04:13 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktor Bruce Willis telah didiagnosis menderita aphasia dan dilaporkan mengundurkan diri dari dunia akting karena masalah kesehatan tersebut. 

Kabar tersebut diungkapkan keluarga Bruce Willis melalui di media sosial Rabu (30/3/2022).

Putri Bruce Willis Rumer Willis menyebutkan, pemeran film Die Hard 67 tahun itu telah mengalami beberapa masalah kesehatan sehingga mempengaruhi kemampuan kognitifnya. 

Baca juga: Tak Tahan Nyeri Haid? Ini Posisi Tidur untuk Mengurangi Nyeri Haid

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Rumer Willis (@rumerwillis)

Pernyataan Rumer Willis yang dia unggah ke Instagram mengatakan, sebagai hasil dari diagnosisnya, Willis "mengundurkan diri dari karir yang sangat berarti baginya," kata keluarga tersebut.

Baca juga: Afasia

Apa itu penyakit Aphasia?

Dikutip dari Mayo Clinic , penyakit aphasia biasanya terjadi tiba-tiba setelah stroke atau cedera kepala. 

Selain itu, aphasia juga dapat terjadi secara bertahap "dari tumor otak yang tumbuh lambat atau penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen dan progresif."

Keluarga belum mengungkapkan penyebab afasia Willis.

Disebutkan pula, orang dengan aphasia mengalami perubahan dalam kemampuan mereka untuk berkomunikasi. 

"Mungkin berbicara dalam kalimat pendek atau tidak lengkap, berbicara dalam kalimat yang tidak masuk akal. Mengganti satu kata dengan kata lain atau satu suara dengan suara lain, berbicara tidak dapat dikenali. kata-kata, tidak mengerti pembicaraan orang lain atau menulis kalimat yang tidak masuk akal,” terang penjelasan Mayo Clinic. 

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Afasia yang Banyak Dialami Penderita Stroke

 

Kerusakan otak

Sementara itu menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), Aphasia dapat muncul secara berbeda pada orang tergantung di mana mereka mengalami kerusakan otak. 

Kerusakan di sisi kiri otak dapat menyebabkan masalah bahasa, sementara kerusakan di sisi kanan otak dapat menyebabkan masalah perhatian atau memori yang buruk.

Ada dua jenis afasia yang luas: lancar dan tidak lancar, menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD).

Jenis aphasia fasih yang paling umum adalah afasia Wernicke, yang dapat menyebabkan orang mengatakan "kalimat panjang dan lengkap yang tidak memiliki arti, menambahkan kata-kata yang tidak perlu dan bahkan membuat kata-kata yang dibuat-buat".

Baca juga: Daftar Film yang Tayang di Lionsgate Play Maret 2022, Hadirkan Iko Uwais sampai Bruce Wills

Jenis aphasia

Jenis aphasia tidak lancar yang paling umum adalah aphasia Broca, yang dapat membuat orang "berbicara dalam frasa pendek yang dibuat dengan susah payah" meskipun mungkin dapat "memahami ucapan dan mengetahui apa yang ingin mereka katakan," menurut NIDCD.

Aphasia biasanya menyerang orang paruh baya atau lebih tua, tetapi bahkan anak kecil pun dapat mengalami kondisi tersebut, menurut NIDCD.

Asosiasi Afasia Nasional melaporkan bahwa "lebih dari 2 juta orang Amerika terkena aphasia."

Orang dengan aphasia dapat menggunakan terapi wicara-bahasa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

"Terapi aphasia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan membantunya menggunakan kemampuan bahasa yang tersisa, memulihkan kemampuan bahasa sebanyak mungkin, dan mempelajari cara berkomunikasi lainnya," kata NIDCD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com