Dilansir dari Britannica, sebelum kepergiannya, Alfred Nobel sempat menuliskan sebuah surat wasiat yang ia tandatangani pada 25 November 1895.
Di akhir surat wasiat tersebut, Nobel berpesan agar seluruh kekayaannya yang sebesar 31,5 juta krona Swedia digunakan untuk memberikan penghargaan kepada orang-orang yang totalitas dalam bekerja dan memberikan kontribusi besar bagi umat manusia.
Penghargaan tersebut, disampaikan oleh Nobel, diberikan kepada orang-orang terpilih dari lima bidang, yakni fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian.
“.....sebagai hadiah kepada mereka yang selama tahun sebelumnya, telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia,” tulis Nobel dalam surat wasiatnya.
Namun, keinginan mulia Nobel sempat ditentang oleh beberapa pihak, termasuk keluarganya.
Penentangan keluarga Nobel juga didukung oleh Raja Swedia saat itu, Oscar II, yang menganggap jika ide penghargaan yang ada dalam surat wasiat Nobel tidak realistis.
Baca juga: Ilmuwan Amerika Latin Pencipta Vaksin Covid-19 Mendapat Nominasi Nobel
Belum lagi, kaum konservatif Swedia menganggap, penghargaan seharusnya hanya diberikan untuk masyarakat Swedia saja dan bukan untuk orang luar.
Meski penuh penentangan, empat tahun terhitung dari Nobel meninggal, Ragnar Sohlman dan Rudolf Liljequist selaku eksekutor wasiat Nobel, akhirnya berhasil mewujudkan pesan terakhir Nobel.
Tahun 29 Juni 1900, Raja Oscar II menyetujui berdirinya Nobel Foundation, yayasan yang bertanggung jawab untuk mewujudkan wasiat Nobel.
Sejak saat itulah, penghargaan yang digelar atas pesan terakhir Nobel ini disebut dengan Nobel Prize atau Hadiah Nobel.
Baca juga: Pro-Kontra Anugerah Nobel