“Ditambah lagi, ada anggapan kalau karya yang tidak diberi identitas itu dianggap main-main dan semaunya. Aku tidak mau terdistorsi karena karya yang aku buat adalah sesuatu yang aku pilih dan prioritaskan. Selain itu, kemungkinan karya mural yang diberi identitas juga membuka ruang diskusi,” ujar Sigit.
Alasan terakhir penghilangan anonimitas ini adalah untuk mengapresiasi publik dan ruangnya.
“Aku menempatkan karyaku di ruang mereka, ruang kita. Penghormatanku kepada publik adalah aku menyertakan identitasku,” ungkapnya.
Bagi kamu yang masih penasaran dengan sepak terjang seni dan kreativitas Digie Sigit, dengarkan siniar Beginu bertajuk “Digie Sigit, Menghindari Anonimitas Mural untuk Menghormati Publik”.
Selain tentang mural sebagai ekspresi keadilan, ia juga bercerita soal karya-karyanya seperti sosok Mbok Siyem dan amplifikasi pesan kemanusiaan dalam mural.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.