Oleh: Fauzi Ramadhan & Brigitta Valencia Bellion
MANUSIA tidak pernah bisa lepas dari seni, sebab merupakan kebudayaan yang diciptakan oleh manusia. Seni sangat linear dengan peradaban manusia itu sendiri.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan-peninggalan manusia terdahulu seperti lukisan, ukiran, patung, dan lain sebagainya.
Pada masa sekarang, karya-karya tersebut diteliti untuk mengetahui situasi peradaban saat itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni mempunyai beberapa definisi. Salah satu definisinya menyebutkan bahwa seni merupakan keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya).
Seni memiliki banyak jenis, salah satunya adalah seni lukis. Seni yang tergabung dalam jenis seni rupa ini didefinisikan Britannica sebagai ekspresi ide dan emosi yang penciptaannya dilakukan melalui kualitas estetika tertentu lewat visual dua dimensi.
Contoh dari seni lukis adalah seni mural yang umumnya ditemukan di dinding pinggir jalan.
Kehadiran seni mural beriringan dengan perkembangan peradaban manusia, contohnya adalah mural yang berasal dari gua di Lascaux, Perancis.
Bradshaw Foundation menjelaskan bahwa mural Lascaux tersebut berasal dari masa paleolitikum yang diperkirakan berusia hingga 20.000 tahun lamanya.
Jika menilik sejarah seni mural di Indonesia, maka kita akan dibawa kembali pada zaman perjuangan revolusi kemerdekaan.
Artikel bertajuk “Street Art Sebagai Komunikasi Politik: Seni, Protes, dan Memori Politik” yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika, mengungkapkan bahwa jejak mural pada masa revolusi kemerdekaan dapat ditemukan di gerbong-gerbong kereta.
Mayoritas mural tersebut bertuliskan “Merdeka Ataoe Mati”.
Frasa itu merupakan propaganda yang dilancarkan untuk melawan Netherlands Indies Civil Administration. Kala itu, mereka datang untuk mengancam kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, mural tersebut juga mengajak seluruh elemen pendukung revolusi untuk berjuang melawan penindasan musuh revolusi.
Di masa modern, muncul berbagai mural hasil individu atau kelompok sebagai respons era keterbukaan setelah Orde Baru.