Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Munich 1958, 8 Pemain Manchester United Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Kompas.com - 06/02/2022, 07:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 64 tahun lalu, tepatnya 6 Februari 1958, sebuah penerbangan British European Airways jatuh tepat setelah lepas landas dari Bandara Munich, Jerman.

Sebanyak 23 orang meninggal dunia dalam kecelakaan itu, termasuk 8 pemain Manchester United (MU) yang baru saja lolos ke semifinal Liga Eropa (European Cup) atau sekarang dikenal dengan Liga Champions.

Pemain muda MU "Busby Babes" yang dilatih Matt Busby itu hendak terbang kembali ke Manchester, setelah sebelumnya memenangkan pertandingan untuk lolos ke babak semifinal.

Namun, nahas. Tragedi itu terjadi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Dilahirkan, Berikut Perjalanannya

Detik-detik kecelakaan

Dikutip dari History, penerbangan tim kembali ke Manchester sempat tertunda satu jam karena salah satu pemain lupa paspornya.

Airspeed Ambassador G-ALZU charter kemudian berhenti di Bandara Munich-Riem untuk mengisi bahan bakar. Saat itu, Munich baru saja mengalami badai salju dan kondisi tidak ideal untuk terbang.

Pilot James Thain harus membatalkan dua upaya pertamanya saat lepas landas karena masalah mesin.

Pada upaya ketiga, tepat setelah pukul 3 sore, pesawat tidak bisa mendapatkan daya angkat yang cukup dan menabrak pagar di ujung landasan.

Pesawat itu kemudian menabrak sebuah rumah kosong dan meledak.

Tujuh pemain dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Satu pemain lainnya, Duncan Edwards meninggal dunia dua minggu kemudian akibat cedera parah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Menai Bridge, Jembatan Gantung Modern Pertama Dunia Dibuka

Sementara, 9 pemain MU lainnya, termasuk Bobby Charlton yang baru menjalani debut 18 bulan, dan pelatih Matt Busby selamat.

Pelatih Busby menderita luka parah dan berada dalam kondisi kritis selama berminggu-minggu.

Meski demikian, kapten pesawat selamat dari kecelakaan itu dan didakwa dengan kelalaian kriminal setelah foto-foto muncul untuk menunjukkan bahwa dia telah mengabaikan penumpukan es di sayap.

Penyelidikan selanjutnya mengungkapkan bahwa hanya ada sedikit es di sayap, tetapi lumpur di ujung landasan telah memperlambat pesawat pada titik kritis saat lepas landas.

Kondisi itu membuat pesawat mustahil untuk mencapai daya angkat yang tepat. Namun, jaksa Jerman tidak membersihkan kapten sampai 1968.

Dengan kehilangan separuh skuadnya, langkah MU di Piala Eropa harus terhenti di semifinal setelah kalah dari AC Milan.

Klub berjuluk Setan Merah itu juga gagal meraih juara Liga Inggris ketiga kalinya secara beruntun setelah tercecer di peringkat sembilan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Tampomas II Tenggelam, 369 Orang Tewas

Titik Kebangkitan MU

Fans Manchester United memberikan penghormatan untuk para pemain Setan Merah dan semua korban tragedi Munich 1958.AFP/ANDREW YATES Fans Manchester United memberikan penghormatan untuk para pemain Setan Merah dan semua korban tragedi Munich 1958.
Tragedi itu dinilai justru menjadi titik awal dari kesuksesan MU sebagai salah satu tim terbaik di dunia.

Busby sejak awal 1960-an mulai membangun MU. Lima tahun setelah Tragedi Munich, MU sukses menjuarai Piala FA 1963, runner-up Liga Inggris dan kembali menjuarai Liga Inggris pada 1965 dan 1967.

Dengan trisula mautnya, Bobby Charlton, George Best, dan Denis Law, MU akhirnya sukses menjuarai Liga Eropa 1968.

MU sekaligus mencatatkan namanya sebagai tim pertama Inggris yang menjuarai liga kasta tertinggi Eropa.

Dari sebuah simpati, tim besutan Matt Bubsy tersebut semakin dicintai banyak orang.

Fritz E Simandjuntak melalui artikel "MU Bukan Sekadar Klub Sepak Bola" yang terbit di Harian Kompas, 11 Januari 2004, menyebutkan, ribuan penonton hadir untuk memberikan dukungan setiap kali MU bertanding.

Kecintaan publik itu pun dibalas dengan torehan prestasi MU yang gemilang.

Sejauh ini, MU menjadi tim dengan trofi Liga Inggris terbanyak dengan koleksi 20 tropi.

MU juga sukses menjuarai Piala FA 12 kali, Piala Liga 5 kali, Liga Champions 3 kali, Liga UEFA 1 kali, Piala Super Eropa 1 kali, dan Piala Dunia Antarklub FIFA 1 kali.

Dengan torehan itu, MU kini menjadi salah satu tim tersukses di Eropa, bahkan di dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] 4 Kelompok yang Sebaiknya Membatasi Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh | Promo Ancol 'Hemat BerTiga'

[POPULER TREN] 4 Kelompok yang Sebaiknya Membatasi Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh | Promo Ancol "Hemat BerTiga"

Tren
Daftar Gunung Berstatus Siaga dan Waspada per Desember 2023, Termasuk Marapi dan Merapi

Daftar Gunung Berstatus Siaga dan Waspada per Desember 2023, Termasuk Marapi dan Merapi

Tren
10 Manfaat Air Rendaman Nanas, Ampuh Mencegah Kanker dan Menurunkan Berat Badan

10 Manfaat Air Rendaman Nanas, Ampuh Mencegah Kanker dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Alasan Polisi Tak Langsung Tangkap Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Usai Dilaporkan KDRT

Alasan Polisi Tak Langsung Tangkap Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Usai Dilaporkan KDRT

Tren
Rekrutmen Staf Project Management Hibah Global Fund Kemenkes Dibuka, Simak Informasinya!

Rekrutmen Staf Project Management Hibah Global Fund Kemenkes Dibuka, Simak Informasinya!

Tren
Jadwal dan Lokasi Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang Selama Libur Nataru 2023/2024

Jadwal dan Lokasi Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang Selama Libur Nataru 2023/2024

Tren
Khasiat Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Asam Urat

Khasiat Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Asam Urat

Tren
Selain KA Feeder, Ini 2 Kereta Alternatif untuk Penumpang Whoosh di Stasiun Padalarang

Selain KA Feeder, Ini 2 Kereta Alternatif untuk Penumpang Whoosh di Stasiun Padalarang

Tren
Bolehkah Minum Obat Sakit Kepala agar Tidur Nyenyak? Ini Kata Ahli UGM

Bolehkah Minum Obat Sakit Kepala agar Tidur Nyenyak? Ini Kata Ahli UGM

Tren
Pengertian Amoeba, Ciri-ciri, dan Klasifikasinya

Pengertian Amoeba, Ciri-ciri, dan Klasifikasinya

Tren
Ramai soal Nama Dicatut Jadi Anggota Partai Tanpa Izin, Ini Penjelasan KPU

Ramai soal Nama Dicatut Jadi Anggota Partai Tanpa Izin, Ini Penjelasan KPU

Tren
40 Kampus di Indonesia Klaster Mandiri 2023, Ada UI, ITB, dan UGM

40 Kampus di Indonesia Klaster Mandiri 2023, Ada UI, ITB, dan UGM

Tren
Nama Generasi Berdasarkan Tahun Lahir, Ada Millenials, GenZ, dan Alpha

Nama Generasi Berdasarkan Tahun Lahir, Ada Millenials, GenZ, dan Alpha

Tren
Sulitnya Memberantas Nepotisme

Sulitnya Memberantas Nepotisme

Tren
SNBP 2024 Resmi Dibuka, Ini Syarat, Ketentuan Lengkap, dan Jadwalnya

SNBP 2024 Resmi Dibuka, Ini Syarat, Ketentuan Lengkap, dan Jadwalnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com