KOMPAS.com - Secara umum, anak sejak lahir sudah mulai mengeluarkan suara berupa tangisan dan memberikan respons terhadap suara.
Saat usia anak menginjak 3-4 bulan, anak akan bereaksi terhadap suara dan mulai menunjukkan gestur seperti senyum.
Agar dapat lancar berbicara, seorang anak memerlukan waktu untuk mendapatkan stimulan-stimulan orang di sekitarnya.
Orangtua juga harus aktif menstimulasi anak, agar perlahan anak mampu melafalkan kata demi kata hingga akhirnya fasih dalam berbicara dalam bentuk yang lebih panjang.
Orangtua sudah mulai dapat menstimulasi anak agar belajar bebricara sejak usianya masih 0 bulan.
Ini sebagaimana dijelaskan badan pelayanan kesehatan nasional Inggris, NHK. Stimulasi bicara pada anak bisa dilakukan hingga usia 3 tahun.
Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua harus disesuaikan dengan usia sang anak.
Berikut ini adalah cara stimulasi anak untuk berbicara sesuai tahapan usianya:
Usia 0-6 bulan
Bayi suka melihat wajah orang yang ada di dekatnya dan ketika Anda mengajaknya berbicara, ia akan memberikan respons, tentu dengan bahasanya sendiri.
Stimulus yang satu ini akan efektif untuk menarik perhatian seorang bayi.
Usia 6-12 bulan
Stimulasi ini tak hanya mengajarkan bayi tentang satu nama benda, tapi juga sekaligus memperkenalkannya oada wujud benda tersebut.
Namun, cukup ceritakan apa yang dapat Anda lihat di dalam buku itu.
Berikan dot itu hanya saat ia akan tertidur. Ini bertujuan untuk membuatnya bisa lepas dari dot di usianya yang menginjak 1 tahun nanti.