KOMPAS.com - Kotoran telinga adalah zat berwarna kuning pekat dengan tekstur lengket yang melapisi bagian lubang atau salurannya.
Ia dibuat oleh kelenjar lemak dan kelenjar minyak yang ada di liang telinga.
Keberadaan kotoran telinga atau yang disebut sebagai serumen ini terkadang dianggap mengganggu penampilan seseorang, oleh karenanya biasa dibersihkan dengan berbagai cara.
Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Tetes Mata, Telinga, dan Hidung Saat Puasa?
Ada yang menggunakan cotton bud, lilin khusus, kain basah, dan sebagainya.
Padahal, serumen tidak perlu seringkali dibersihkan, karena tubuh kita memiliki metode alami untuk mengeluarkannya, meskipun memakan waktu yang tidak instan.
Alasan lain, pada dasarnya kotoran telinga bukanlah kotoran yang harus disingkirkan. Ia adalah zat yang dihasilkan oleh telinga untuk beragam tujuan baik.
Baca juga: Berapa Banyak Darah dalam Tubuh Manusia?
Diketahui, serumen atau kotoran telinga memiliki banyak fungsi bagi tubuh kita. Apa saja?
Melansir Very Wealth Health (20/6/2020), fungsi pertama dari serumen atau kotoran telinga adalah menjaga saluran telinga tetap bersih.
Hal ini karena ia mampu menjebak beragam kotoran, seperti debu, sel-sel kulit mati, dan sebagainya agar tidak masuk lebih dalam ke telinga kita.
Jika sudah menempel pada serumen, benda-benda asing itu akan ke luar dari dalam telinga bersamaan dengan keluarnya kotoran telinga.
Baca juga: Berapa Banyak Tulang dalam Tubuh Manusia?
Serumen juga berfungsi melebabkan kulit di bagian lubang telinga, sehingga terhindar dari rasa gatal.
Kulit lubang telinga diketahui cukup sensitif dan keberadaan serumen ini menjadi lapisan pelindung alami yang diproduksi oleh tubuh.
Keberadaannaya dapat menjadi antibakteri dan antijamur bagi lubang telinga.
Zat menyerupai lilin itu memiliki sifat asam dan mengandung enzim-enzim khusus yang berfungsi melindungi telinga, khususnya saluran telinga dari adanya bakteri dan jamur.
Infeksi di saluran telinga ini dapat terjadi ketika liang telinga terbentur dan tergores pada saat dikorek, sehingga bisa memicu bengkak, rasa nyeri dan muncul nanah.
Keberadaan serumen tentu bisa meminimalisasi risiko benturan itu.
Tak heran, mereka yang terlalu sedikit memiliki serumen justru dikatakan cenderung lebih rentan terkena infeksi.
Baca juga: Apa Penyebab Kucing Beringus dan Bagaimana Perawatannya?
Bukan karena konsistensinya yang pekat, serumen juga berfungsi menjaga telinga kita agar tidak kemasukan serangga atau binatang kecil lainnya.
Mengutip informasi di laman Rumah Sakit Hermina Mekarsari, hal ini disebabkan oleh bau atau aroma dari serumen yang tidak disukai oleh serangga.
Mengutip laman Badan Kesehatan negara bagian Queensland, Australia (1/4/2019), kotoran telinga dan bulu-bulu halus yang ada di saluran ini bekerja untuk menahan partikel asing masuk ke dalam telinga yanf dapat merusak struktur telinga di bagian yang lebih dalam, seperti gendang telinga .
Untuk fungsi terakhirnya ini, serumen bisa dikatakan berperan sebagai perisai yang menjaga gendang telinga yang begitu sensitif dari benda asing yang dapat merusaknya.
Pada kesimpulannya, kotoran telinga atau serumen mempunyai beragam manfaat. Untuk membersihkannya tentu tidak boleh sembarangan dengan begitu saja memasukkan benda asing.
Ini karena ada banyak risiko kesehatan yang bisa terjadi apabila proses pembersihan dilakukan bukan oleh ahlinya.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.