Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Buatan China 5 Kali Lebih Panas dari Aslinya, Apa Tujuannya?

Kompas.com - 10/01/2022, 06:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Matahari buatan China memecahkan rekor dunia baru.

Hal itu setelah Matahari buatan China itu memanaskan satu putaran plasma hingga suhu lima kali lebih panas dari Matahari selama lebih dari 17 menit.

Mengutip Xinhua, reaktor fusi nuklir Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mempertahankan suhu 158 juta derajat hahrenheit (70 juta derajat celcius) selama 1.056 detik.

Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas.

Baca juga: Diabetes Bisa Menyerang Usia Muda di Bawah 30 Tahun, Simak Gejalanya

Memecahkan rekor

Reaktor fusi nuklir eksperimental China memecahkan rekor sebelumnya, yang dibuat oleh Tore Supra Tokamak Perancis pada tahun 2003.

Saat itu, plasma dalam lingkaran tetap pada suhu yang sama selama selama 390 detik.

EAST sebelumnya telah mencetak rekor lain pada Mei 2021 dengan bertahan selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat celcius yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sementara itu, suhu Matahari yang sebenarnya hanya sekitar 15 juta derajat celcius.

"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, dikutip dari Live Science.

Baca juga: Dinilai Membahayakan, Api di Pintu Neraka Akan Dipadamkan

Penghasil energi

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir selama lebih dari 70 tahun.

Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, ini mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas.

Nantinya diharapkan Matahari buatan itu akan menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radiaoktif tahan lama.

Akan tetapi, mereplikasi kondisi yang ditemukan di dalam inti bintang bukanlah tugas yang mudah.

Desain yang paling umum untuk reaktor fusi, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor dengan medan magnet yang kuat.

Baca juga: Mengenal Matahari Buatan China, Rutin Cetak Rekor Baru

Namun, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir merupakan proses yang melelahkan.

Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang Tokamak pertama pada tahun 1958.

Kendati demikian, tak ada yang pernah berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Salah satu batu sandungan utama adalah bagaimana menangani plasma yang cukup panas untuk melebur.

Membuat plasma ke suhu yang lebih panas dari Matahari adalah bagian yang relatif mudah, tetapi menemukan cara untuk mengurungnya sehingga tidak membakar dinding reaktor dan tanpa merusak proses fusi merupakan proses yang rumit.

EAST diperkirakan akan menelan biaya lebih dari 1 triliun dollar AS ketika eksperimen selesai pada Juni 2022.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Dinding Tebing Runtuh dan Menimpa Wisatawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com