KOMPAS.com - Pejabat Pakistan mengungkapkan bahwa setidaknya ada 22 orang tewas membeku di dalam kendaraan akibat terjebak badai salju di Murree, Pakistan.
Jumlah tersebut termasuk 10 anak-anak, dan sisanya orang dewasa.
Dilansir dari The Guardian, Sabtu (8/1/2022), ribuan orang termasuk turis memadati tempat wisata Murree karena ingin menyaksikan hujan salju.
Murree adalah kota resor pegunungan, yang terletak di wilayah Galyat di Pegunungan Pir Panjal, di Distrik Rawalpindi Punjab, Pakistan.
Bukit ini terletak sekitar 30 km dari laut Islamabad, dan memiliki ketinggian rata-rata 2.291 meter.
At least 16 tourists died in the cold in northern Pakistan after being stranded in their vehicles, after thousands of people flocked to Murree, a hill station, to enjoy the snow https://t.co/dCPU89h1De pic.twitter.com/LS2RBttl54
— Reuters (@Reuters) January 8, 2022
Baca juga: Dinilai Membahayakan, Api di Pintu Neraka Akan Dipadamkan
Sebelumnya dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 100.000 mobil memasuki wilayah Murree.
Kepadatan orang ini juga bisa dilihat dalam video yang diunggah di media sosial, misalnya ini.
Dalam 24 jam terakhir telah terjadi hujan salju lebat.
Salju setinggi lebih dari satu meter di area resor Murree Hills pada Jumat (7/1/2022) malam dan Sabtu (8/1/2022) pagi.
Besaran badai salju ini begitu parah, sehingga alat berat yang dibawa untuk membersihkannya awalnya macet pada malam hari.
Akibatnya, semua rute menuju kota bukit ditutup karena lalu lintas yang padat, menyebabkan ribuan mobil terdampar.
Sementra pasca-badai salju itu menutup sejumlah mobil pengunjung Murree, suhu berangsur turun menjadi -8 derajat Celsius.
Baca juga: Cara Menggunakan BPJS Kesehatan untuk Berobat Saat di Luar Kota
Lihat postingan ini di Instagram
Dikutip dari NBC, Sabtu (8/1/2022), sebagian besar korban meninggal karena hipotermia.
Di antara para korban, ada seorang perwira polisi Islamabad dan tujuh anggota keluarganya.
Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rashid Ahmed, dalam sebuah pesan video mengatakan turis yang mengunjungi daerah itu dalam jumlah besar untuk pertama kalinya dalam 15 hingga 20 tahun telah menciptakan krisis besar.
Ia mengatakan, pemerintah setempat saat itu berupaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terdampar salju.
Bahkan, lima peleton Angkatan Darat Pakistan telah dipanggil untuk membantu.
Baca juga: Viral, Video Detik-detik Dinding Tebing Runtuh dan Menimpa Wisatawan
Ada kesaksian dari seorang pria yang berada di lokasi dan ia menceritakan betapa mengerikannya situasi di Murree.
Kesaksian itu diterima oleh Tayyab Gondal. Ia membagikan pesan suara terakhir yang dia terima dari sepupunya Naveed Iqbal, dengan media lokal.
"Kami terdampar di mobil selama 18 dan 20 jam dan menunggu dan berapa banyak lagi yang harus menunggu. Semoga Tuhan sesuatu berhasil dan kami benar-benar khawatir," ujar Iqbal dalam pesan suara itu.
Banyak turis yang terdampar di Murree mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mengalami masalah dalam mendapatkan makanan, akomodasi, dan bantuan.
Para pejabat memanggil pasukan paramiliter dan unit gunung militer khusus untuk membantu. Pada Sabtu malam, ribuan kendaraan telah ditarik dari salju tetapi lebih dari seribu masih terjebak.
Pihak militer juga mengubah sekolah-sekolah yang dikelola tentara menjadi kamp-kamp bantuan di mana mereka menyediakan tempat berteduh dan makanan bagi para turis yang telah diselamatkan.
Baca juga: Dinilai Membahayakan, Api di Pintu Neraka Akan Dipadamkan
Pejabat darurat membagikan makanan dan selimut kepada orang-orang saat mereka terjebak di dalam kendaraan yang tertutup salju, tetapi banyak yang meninggal karena hipotermia.
Tidak hanya hipotermia, dokter layanan penyelamatan Abdur Rehman mengungkapkan, orang lain yang meninggal mungkin disebabkan keracunan karbon monoksida lantaran menghidupkan pemanas mobil mereka untuk waktu yang lama.
Menurut data dari petugas, seorang suami dan istri dan dua anak mereka semua meninggal di dalam mobil mereka.
Di tempat lain, empat anak muda meninggal bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.