Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca di Jawa Panas saat Musim Hujan

Kompas.com - 07/01/2022, 06:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan mengapa cuaca di Pulau Jawa terasa panas saat musim hujan.

Dijelaskan bahwa beberapa hari terakhir curah hujan di Pulau Jawa berkurang. Sehingga, hal itu menyebabkan cuaca panas imbas tidak ada hujan.

BMKG menyebut, cuaca panas dan curah hujan yang berkurang di Jawa beberapa hari terakhir, karena sirkulasi siklonik di sekitar Laut Natuna.

"Jika diilihat dari pola angin, saat ini terpantau adanya sirkulasi siklonik di sekitar Laut Natuna, barat Laut Kalimantan yang menahan massa uap air dari Asia. Hal ini menyebabkan uap air ke BBS (Belahan Bumi Selatan) atau tepatnya ke pulau Jawa relatif lebih sedikit atau berkurang dari biasanya," kata BMKG dikutip dari akun Instagram resminya, @infobmkg, Kamis (6/1/2022).

BMKG menambahkan, jika dilihat dari kelembapan udara lapisan 700 mb, terpantau RH yang cukup kering di wilayah Jawa, terutama Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.

Hal ini menyebabkan asupan untuk pembentukan awan-awan hujan menjadi berkurang.

BMKG pun mengimbau, masyarakat tetap waspada dalam beberapa hari ke depan, yakni 9-13 Januari 2022, diperkirakan Pulau Jawa akan kembali mengalami peningkatan intensitas curah hujan.

Baca juga: Mengapa Cuaca di Pulau Jawa Terasa Panas Saat Musim Hujan?

Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, musim tidak identik dengan suhu dingin atau panas, namun musim identik dengan curah hujan.

Ia menjelaskan, saat musim penghujan seperti sekarang, dapat dilihat di lokasi-lokasi yang mengalami pendinginan suhu, maka di wilayah itu pula biasanya cuacanya cerah.

"Artinya radiasi panas sinar Matahari yang diterima Bumi dapat dipantulkan atau lepas ke angkasa secara optimal, maka suhu terasa dingin," ujar Guswanto, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/1/2022).

Menurut dia, kondisi itu akan berbeda bila langit berawan, maka radiasi panas Matahari ke Bumi atau radiasi Bumi yang lepas ke angkasa tertahan oleh awan. Sehingga, kondisi terasa hangat, gerah, atau panas.

Baca juga: Ini Tempat-tempat yang Rawan Jadi Sarang Nyamuk saat Musim Hujan

Berdasar ketinggian

Dia menambahkan, penurunan suhu terhadap ketinggian pada lapisan atmosfer, khususnya troposfer adalah 0,65 derajat celsius per 100 meter.

Secara fisis, suhu udara akan menurun terhadap ketinggian.

"Artinya semakin tinggi suatu tempat maka suhu udaranya akan semakin dingin. Berdasarkan rumusan fisis ini maka kita dapat menentukan suhu udara suatu tempat berdasarkan ketinggiannya. Biasanya tempat yang lebih tinggi itu biasanya lebih dingin," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com