Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

SU-35 Varian Sukhoi Pesaing F-35 Joint Strike Fighter

Kompas.com - 04/01/2022, 07:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERKEMBANGAN paling mutakhir belakangan ini untuk pesawat terbang tempur ramai dibicarakan orang Pesawat F-35 Joint Strike Fighter.

Pesawat terbang F-35 dirancang sebagai produk generasi 5 Fighter Aircraft yang diarahkan dapat menggantikan sekaligus beberapa pesawat fighter yang dipandang sudah akan ketinggalan jaman.

F-35 disebut sebut sebagai pesawat fighter super canggih yang nantinya akan menggantikan peran banyak pesawat fighter, antara lain F-16, F-15 , F-18, A-10 dan F-117.

Proyek ambisius dari disain pesawat tempur multi peran yang diarahkan untuk menjadi standar pesawat fighter negara-negara NATO dan sekutu terdekat Amerika Serikat.

F-35 produk pesawat high-tech yang masuk dalam generasi 5 pesawat tempur modern yang tentu saja harganya sangat amat mahal.

F-35 juga masih dalam proses pengembangan penyempurnaan sebagai pesawat fighter multi peran.

Sejauh ini belum ada negara selain anggota NATO dan sekutu dekat Amerika yang menggunakannya.

Sudah sejak perang dingin antara tahun 1947 hingga tahun 1991, persaingan senjata berlangsung antara blok barat versus blok timur.

Ketika itu dapat dikatakan apa saja yang dibuat oleh Amerika, dibuat pula tandingannya oleh Uni Sovyet.

Bagaimana sekarang setelah lebih dari 20 tahun Uni Sovyet bubar. Ternyata persaingan masih juga berlanjut antara produk Amerika berhadapan dengan produk Rusia.

Nah, bagaimana dengan F-35 Amerika Serikat, pesawat apa yang dapat dianggap pesaing utama dari produk Rusia?

Banyak bahasan dan kajian yang berhubungan dengan banyak pihak yang mengkritisi “mahalnya“ proyek F-35 dan juga ambisiusnya proyek pesawat fighter multi guna ini.

Walaupun pesawat F-35 sudah operasional sifatnya, akan tetapi proses pengembangan menuju penyempurnaan pesawat fighter yang paripurna ini masih atau tengah berlangsung.

Masih banyak ditemukan “kesalahan” teknis yang memerlukan perbaikan pada rancang bangun F-35 sebagai pesawat yang diarahkan mampu berperan dalam berbagai misi.

Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, memperlihatkan sepasang jet tempur Su-35 terbang di langit Rusia, Minggu (28/11/2021). Ukraina dan para pejabat negara Barat khawatir pengerahan pasukan Rusia ke perbatasan dekat Ukraina adalah rencana invasi ke negara tetangga bekas Uni Soviet tersebut.KEMENTERIAN PERTAHANAN RUSIA via AP Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, memperlihatkan sepasang jet tempur Su-35 terbang di langit Rusia, Minggu (28/11/2021). Ukraina dan para pejabat negara Barat khawatir pengerahan pasukan Rusia ke perbatasan dekat Ukraina adalah rencana invasi ke negara tetangga bekas Uni Soviet tersebut.

Dalam proses kajian tentang keunggulan F-35, maka banyak yang melihat bahwa, untuk sementara waktu, pesaing utama F-35 produk Rusia adalah Sukhoi SU-35.

Agak berbeda dengan F-35 yang merupakan produk sama sekali baru, maka SU-35 adalah “hanya” varian dari pengembangan pesawat SU-27 .

Banyak yang melihat SU-35 belum sepenuhnya masuk dalam kategori generasi 5 fighter aircraft. SU-35 dinilai masih dalam posisi generasi 4 Plus.

Dengan peralatan avionic dan kelengkapan radar serta persenjataannya, maka menjadi menarik untuk membahas siapa lebih unggul antara SU-35 dengan F-35 JSF.

Dari beberapa tulisan para analis penerbangan yang beredar, maka pada umumnya mereka berpendapat SU-35 ternyata sedikit lebih unggul dibanding F-35 bila mereka bertarung dalam arena air to air.

Banyak hal yang diulas dalam merumuskan keunggulan SU -35 dibandingkan dengan F-35.

Gambaran umum memperlihatkan bahwa proyek pesawat F-35 adalah sebuah proyek besar, baru, modern dan menjadikannya berharga mahal sekali.

Di sisi lain proyek pesawat baru generasi ke 5 ini masih terus dalam proses penyempurnaan yang berarti belum mencapai bentuknya yang final.

Masih ditemukan “kegagalan” disain dan juga software yang tengah dalam proses perbaikan.

Dalam hal ini, pada sisi global market, maka banyak negara akan berpikir dua kali untuk mau membeli atau menggunakan pesawat F-35.

Sementara itu SU-35 yang bukan proyek baru, karena hanya merupakan bagian dari penyempurnaan pesawat SU-27, maka dari sisi harga berbeda jauh dengan F-35.

Apabila berbicara tentang air to air combat, maka SU-27 menjadi jauh lebih unggul dari pada F-35 karena kemampuan manuver yang memang sudah menjadi ciri khas pesawat SU-27 produk aslinya sejak awal.

Pada tataran ini, maka F-35 terlihat terlalu tambun untuk dapat menyaingi kelincahan gerak dari SU -35.

Itu adalah keunggulan mendasar dari SU-35 dibanding dengan F-35.

Berbagai kalangan menyebutkan pula bahwa F-22 Raptor produk fighter multi peran sebelum F-35 yang dihentikan karena dianggap “mahal” dan boros adalah lawan yang ideal dari SU-35.

Lagi lagi tinjauannya adalah manuver capability dari produk bentuk aerodinamik Raptor maupun SU-35.

Demikian pula halnya dengan kelengkapan persenjataan yang dimiliki SU-35 jauh lebih unggul dari pada F-35 karena pemasangan sistem senjata yang unik dari F-35, yaitu terbungkus rapih melekat kedalam body pesawat.

Sementara SU-35 masih mengandalkan sistem senjata udara yang melekat terbuka di struktur body dan wing pesawat.

Hal ini membuat sistem senjata pada SU-35 menjadi lebih praktis dalam penggunaannya terutama pada arena air to air combat.

Demikian pula kecepatan pesawat yang dapat dicapai pada ketinggian tertentu, SU-35 lebih unggul dari pada F-35.

Sekali lagi karena Aircraft Structure-nya yang lebih tambun dan juga sistem after burner-nya yang masih “baru”.

Kemajuan teknologi penerbangan yang sangat cepat memang membuat sulit untuk dapat menganalisis kemampuan “head to head” antara dua produk pesawat tempur mutakhir yang high-tech.

Kelihatannya dengan kemampuan persenjataan udara yang beyond visual range, maka air to air combat menjadi kurang atau bahkan pada satu ketika tidak dibutuhkan lagi.

Pada titik ini maka tentu saja kelincahan bermanuver sebuah pesawat tempur menjadi tidak begitu “penting”.

Inilah yang sebenarnya terjadi pada proyek “baru” F-35 JSF.

Secara sederhana, maka yang diperlukan adalah kemampuan membawa banyak dan berbagai macam senjata dengan bangun pesawat yang dapat menghindar dari lacakan radar pertahanan udara lawan.

Tantangan berikutnya tentu saja adalah “drone” yang membuat format sebuah pesawat tempur multi peran dan ber-aneka misi dengan persenjataan spesifik yang dibutuhkan tanpa risiko terbunuhnya Sang Pilot yang mengawakinya.

Kita memang tengah berhadapan dengan pengembangan drone sebagai bagian dari “Cyber World” yang ciri khasnya adalah penggunaan Artificial Inteligent (AI).

Kembali kepada persaingan F-35 dengan SU-35, maka sebenarnya yang tengah terjadi adalah satu langkah menuju pertandingan penggunaan software computer dalam pengoperasian sistem persenjataan maupun sistem kendali dari pesawatnya.

Satu Langkah menuju persaingan kualitas sistem otomatisasi dan kemampuan AI.

Pada akhirnya adalah musuh utama pesawat tempur yang nantinya tidak berawak adalah bukan lagi pesawat tempur lawan, akan tetapi lebih kepada seberapa canggih sistem pertahanan udara lawan.

Itu sebabnya, maka yang paling hakiki dalam menjaga keamanan nasional adalah tentang bagaimana kemampuan sebuah negara mengelola wilayah udara kedaulatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Situs Batu Naga

Situs Batu Naga

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com