Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nasir
Wartawan

Wartawan Kompas, 1989- 2018

Lie Djie Tong, Legenda Silat Cina Benteng Berpulang

Kompas.com - 03/01/2022, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Memang pokok dari sini (Dadap), pecahnya di Petukangan,” ujar Lie Djie Tong mengisahkan murid beksi yang mendirikan perguruan di tempat lain.

Empek Jitong juga mengatakan ada perguruan titisan ilmu kakeknya di Kebayoran, Jakarta Selatan dan Pondok Aren yang sekarang masuk wilayah Kota Tangerang Selatan.

Hasil akulturasi

Sesungguhnya silat yang dikembangkan kakek Lie Djie Tong, adalah hasil racikan kakeknya. Ramuan antara gerak yang diperoleh dari leluhurnya dari Tiongkok dan beladiri lokal Dadap yang belum diketahui nama jurusnya.

Baca juga: Filosofi Pencak Silat

Lie Tjeng Hok pernah berguru kepada dua orang asal Dadap, yaitu Ki Jidan dan Ki Miah. Gerakan silat dari dua orang tersebut kemudian dipadukan dengan silat dari kakeknya. Gerakan silat hasil akulturasi itu kemudian diberi nama bhe si, yang kemudian berubah menjadi beksi.

Menurut Lie Djie Tong, silat dari kakek Lie Tjeng Hok, yaitu Lie A Djam berbeda modelnya jika dibandingkan dengan beksi sekarang yang sudah mengalami racikan.

Menurut GJ Nawi, ciri khas silat beksi menggunakan gaya pukulan terbalik atau celentang yang disebut Loco Boni, bermain jarak rapat, kecepatan dan kekuatan ledakan pukulan mengandalkan gerak refleks tangan dan daya pikir atau intelegensia disertai pemanfaatan tenaga gerak bahu dan pinggul, gerak atraktif meledak-ledak dan hentakan kaki ke bumi (gedig), dan menerapkan filosofi “mau memukul, ogah dipukul”.

Beksi pengaruhnya luar biasa besar dalam perkembangan dunia persilatan. Saat Jakarta dan sekitarnya masih sepi, seringkali terjadi pembegalan, dan perampokan, kondisi keamanan masih seperti barbar, masyarakat Betawi membutuhkan keterampilan beladiri.

Sekarang fungsi beladiri masih tetap untuk menjaga diri walaupun rasa aman sudah meningkat jauh. Tentu saja gerakan beladiri penting untuk olahraga kebugaran.

Selamat jalan Lie Djie Tong. Ilmu silat beksi yang Empek Jitong sedekahkan pada masyarakat yang membutuhkan, semoga menjadi penerang yang menyenangkan di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com