Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 3 Januari 2021: AS Bersiap Hadapi Puncak Baru Pandemi Covid-19

Kompas.com - 03/01/2022, 07:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di awal 2022, sejumlah negara mencatatkan rekor baru kasus infeksi Covid-19. 

Lonjakan kasus di banyak negara ini seiring dengan merebaknya Omicron, varian baru Covid-19 yang pertama kali muncul di Afrika Selatan.

Berdasarkan catatan Worldometer hingga Senin (3/1/2022), berikut data terbaru kasus Covid-19 di dunia:

  • Kasus positif: 290.547.379
  • Kasus meninggal: 5.460.054
  • Pasien sembuh: 254.495.213
  • Kasus aktif: 30.592.112

Khusus untuk kasus aktif, rinciannya adalah 30.502.339 pasien (99,7 persen) dalam kondisi ringan, sementara 89.773 orang (0,3 persen) dalam kondisi kritis.

Baca juga: Lagi, Cerita Korban Klitih di Yogyakarta Viral, Begini Kata Kepolisian

Perkembangan kasus di Indonesia

Meski jauh lebih rendah dibandingkan puncak kasus pada Juli 2021, Indonesia sampai saat ini masih melaporkan adanya kasus Covid-19.

Bahkan, Indonesia telah melaporkan puluhan kasus Omicron, varian yang lebih menular dibandingkan Delta.

Berikut rincian kasus Covid-19 di Indonesia hingga Senin:

  • Kasus infeksi: 4.263.168
  • Kasus meninggal: 144.097
  • Pasien sembuh: 4.114.689

Indonesia juga masih memiliki 4.311 kasus aktif Covid-19 yang tersebar di berbagai daerah.

Baca juga: Viral, Video Banjir Aliran Sungai Dipenuhi Pohon di Rokan Hulu, Riau

AS bersiap hadapi puncak baru pandemi

Amerika Serikat mengalami peningkatan grafik hampir vertikel dalam kasus baru Covid-19, ketika varian Omicron melanda.

Akan tetapi, puncaknya mungkin hanya beberapa minggu ke depan.

"Kami benar-benar berada di tengah lonjakan dan peningkatan kasus yang sangat parah," kata penasihat pandemi AS Anthony Fauci, Minggu (2/1/2022), dikutip dari AFP.

"Tingkat infeksi Covid-19 saat ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," sambungnya.

Dengan varian virus Omicron yang menyebar ke seluruh dunia, lebih dari 440.000 kasus baru dilaporkan di AS pada hari Jumat (31/12/2021).

Angka itu 200.000 lebih banyak dari puncak pandemi terakhir di AS.

Baca juga: Mengapa Beberapa Orang Lebih Kepo Dibanding yang Lain?

Berdasarkan pengalaman Afrika Selatan, Fauci meyakini, gelombang baru akibat Omicron ini memang memuncak dengan cepat, kemudian mereda hampir sama cepatnya.

Semakin banyak bukti yang menyebut bahwa Omicron lebih ringan dari varian sebelumnya.

Tingkat kematian dan rawat inap di AS jauh lebih rendah dalam beberapa pekan terakhir daripada selama lonjakan Covid-19 sebelumnya.

Sama halnya dengan negara-negara lain, AS telah berjuang untuk menemukan keseimbangan yang akan melindungi kesehatan masyarakat tanpa merusak ekonomi.

Dengan anak-anak akan kembali ke sekolah Senin setelah liburan akhir tahun, Fauci memohon kepada orang tua untuk memastikan anak-anaknya divaksinasi, memakai masker, dan tes Covid-19 jika diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com