KOMPAS.com - Beberapa orang lebih kepo dibanding yang lain, alias lebih sering penasaran dan ingin mengetahui tentang banyak hal dibanding orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Meski kebiasaan ini terkadang terasa merepotkan dan mengganggu bagi orang lain, namun rasa penasaran dan keingintahuan adalah hal dasar yang menjadikan seseorang lebih mengetahui banyak hal dan lebih memiliki banyak cerita atau pengalaman.
Berdasar penelitian, hampir seluruh cerita sejarah dan penemuan yang terjadi di dunia dimulai dari kepo atau rasa keingintahuan yang besar.
Rasa penasaran atau kepo adalah yang mendorong kemajuan zaman dan teknologi, dalam semua aspek.
Namun ketika berbicara soal penasaran atau kepo, tak semua orang memiliki level yang sama. Mengapa bisa demikian?
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Beberapa Orang Lemah dalam Matematika
Beberapa orang lebih mudah penasaran dan mempertanyakan sesuatu, namun beberapa lagi seolah menganggap semua hal adalah wajar sehingga mereka tak memiliki keingintahuan lebih lanjut mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi.
Melansir dari Big Think, otak menghargai hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh tubuh. Jadi ketika kita selesai menyesap kopi atau berpelukan dengan orang yang kita cintai, otak akan "menghadiahi" kita dengan hormon kebahagiaan atau hormon endorfin.
Sistem pencarian inilah yang membuat kita mau meneliti, mencari, dan mencoba keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Sistem pencarian ini bekerja berdasar tujuan dan iming-iming akan hadiah apa yang akan diterima tubuh jika kita berhasil menemukan apa yang kita cari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.