KOMPAS.com - Pohon cemara selalu menjadi ikon Hari Natal, selain Santa Claus dan Sinterklas.
Salah satu benda yang hampir selalu ada di saat perayaan Natal, apa lagi kalau bukan pohon cemara atau pohon Natal.
Benda yang satu itu biasanya dipajang di rumah-rumah umat Kristiani menjelang, saat, hingga setelah momentum Hari Raya Natal.
Bagaimana sejarahnya pohon cemara identik dengan pohon Natal dan apa folosofinya?
Baca juga: Jelang Natal, Penjual Pohon Cemara Ramai Pembeli
Melansir Britannica, secara tradisional pohon cemara memang telah menjadi simbol Kristen.
Penggunaan pohon cemara sebagai rangkaian hiasan Natal berbentuk bulat (wreath) atau memanjang (garland) merupakan kebiasaan orang Mesir Kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan yang abadi.
Berbeda dengan kalangan masyarakat di Eropa, pohon ini menjadi simbol pertobatan mereka ke dalam agama Kristen.
Sementara bagi orang Skandinavia, pohon Natal didirikan di dalam rumah selama Natal dan tahun baru dipercaya untuk menakut-nakuti iblis, menangkal kekuatan sihir, hantu, dan penyakit.
Sementara melansir ABC (19/12/2016), penggunaan pohon cemara di akhir tahun atau ketika memasuki musim dingin, disebut sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ajaran Kristen menyebar.
Ketika itu, pohon cemara atau pinus diletakkan di dalam rumah sebagai tanda kesuburan dan kehidupan baru di kegelapan musim dingin.
Dr Dominique Wilson dari University of Sydney menyebut ini sesungguhnya lebih kepada tema pangan, ketimbang keagamaan.
Baca juga: Mengapa Perayaan Natal Identik dengan Pohon Cemara yang Dihias?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.