Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Berat Badan Mudah Turun dan Mudah Naik Kembali dengan Cepat?

Kompas.com - 25/12/2021, 14:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang mengalami penurunan dan kenaikan berat badan seperti roller coaster.

Ketika tengah diet dan menjaga pola makan dengan ketat, berat badan mudah turun. Namun ketika lalai sedikit saja dalam menjaga pola makan, berat badan akan kembali naik gila-gilaan. Mengapa bisa demikian?

Hal seperti ini dinamakan yoyo effect atau diet yoyo. Ingat dengan permainan yoyo? Di mana cakram akan dilempar turun dan akan kembali naik lagi dengan cepat?

Nah diet yoyo adalah kondisi tubuh yang diperumpamakan persis sama dengan permainan anak kecil ini.

Dalam diet yoyo, seseorang akan mengalami pola yang sama berulang kali mengenai penurunan dan kenaikan berat badannya.

Mengalami penurunan berat badan sebanyak beberapa kilogram, dan dalam waktu hanya beberapa bulan akan kembali mendapatkan berat badan seperti semula. Bahkan terkadang, justru mendapatkan "bonus" pertambahan ekstra beberapa kilogram.

Baca juga: 7 Kebiasaan Makan yang Bisa Membentuk Perut Rata

Pengertian diet yoyo

Diet yoyo disebut juga dengan istilah weight cycling. Melansir dari CNet, diet yoyo akan menjauhkan Anda dari capaian tujuan berdiet yang benar. Selain itu, diet yoyo juga akan memberikan dampak negatif pada kesehatan tubuh.

Diet yoyo biasanya terjadi pada mereka yang sering berganti pola makan atau pola diet, juga pada mereka yang tak disiplin menerapkan pola diet yang benar.

Jadi kelalaian sedikit saja, akan bisa menaikkan berat badan dan merusak program diet yang ada.

Diet yoyo bisa terjadi ketika Anda melakukan diet yang tak seimbang.PEXELS/PIXABAY Diet yoyo bisa terjadi ketika Anda melakukan diet yang tak seimbang.
Diet yoyo juga erat dikaitkan dengan kondisi hormonal tubuh. Ketika tubuh mengalami penurunan berat badan, maka produksi hormon leptin akan berkurang.

Hormon leptin adalah hormon yang memberikan sinyal ke otak bahwa kita sudah memiliki banyak cadangan energi dalam bentuk tabungan lemak. Dalam kata lain, hormon leptin adalah hormon yang memberitahu otak bahwa kita sudah kenyang.

Nah ketika hormon leptin berkurang, maka sinyal kenyang pun juga akan ikut turun. Sehingga tubuh akan lebih mudah kelaparan.

Proses ini terjadi jika kita menerapkan diet yang sangat ketat dengan membatasi porsi dan jenis asupan makanan. 

Ketika kita diet terlalu ketat maka sistem metabolisme tubuh akan melambat dengan bahan bakar minim yang ada di dalam tubuh. 

Sekali saja kita lalai dalam menerapkan pola diet ini, maka risiko tubuh akan mengalami kenaikan berat badan secara cepat akan sangat besar.

Baca juga: Susu Sapi Bisa Membantu Program Diet, Ini Cara Tepat Mengonsumsinya

Bahaya diet yoyo dan cara mengatasinya

Selain membuat diet sia-sia, diet yoyo juga bisa membahayakan tubuh. Menurut studi, ketika kita mengalami penurunan berat badan dengan cepat, kita akan dengan cepat pula kehilangan massa otot juga lemak.

Agar diet yoyo tak terjadi, lakukan pola diet yang aman dan seimbang.PEXELS/PIXABAY Agar diet yoyo tak terjadi, lakukan pola diet yang aman dan seimbang.
Namun ketika berat badan kembali naik dengan cepat, yang bertambah pertama kali bukan massa otot melainkan timbunan lemak.

Ketika diet yoyo terjadi dalam jangka panjang, hal ini bisa menimbulkan gangguan mobilitas tubuh dalam berjalan, mengangkat benda-benda, juga menaiki tangga.

Selain itu, diet yoyo juga bisa menyebabkan kenaikan timbunan lemak. Hal ini adalah salah satu faktor yang bisa membahayakan kesehatan jantung. 

Jadi agar diet yoyo tak terjadi, pilihlah pola diet yang aman, sehat dan seimbang. Hindari diet yang meniadakan nutrisi atau asupan makanan tertentu.

Karena untuk bekerja dengan maksimal, tubuh membutuhkan nutrisi yang lengkap dan seimbang.

Baca juga: Diet di Usia Tua, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com