Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Mereka yang Jatuh Miskin Vs Kekayaan Para Miliarder yang Melonjak

Kompas.com - 19/12/2021, 08:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan World Inequality Lab baru-baru ini menemukan bahwa pandemi Covid-19 membuat jurang kesenjangan antara orang miskin dan kaya semakin menganga.

Kekayaan para miliarder global tahun lalu mengalami peningkatan paling tajam sejak World Inequality Lab mulai mencatat pada 1995.

Pada 2020, kekayaan mereka tumbuh lebih dari 3,6 triliun dollar AS. Angka ini membuat meningkatnya bagian mereka dari kekayaan global menjadi 3,5 persen.

Mengutip CNN, pada saat yang sama, pandemi mendorong sekitar 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem sehingga totalnya menjadi 711 juta orang pada 2021.

Bahkan, lebih banyak orang akan jatuh ke dalam kemiskinan jika banyak negara maju tidak memberlakukan upaya bantuan untuk melindungi warganya dari dampak keuangan akibat Covid-19.

Baca juga: Hari Migran Internasional dan Angka Migran di Dunia

"Krisis Covid-19 telah memperburuk ketidaksetaraan antara yang sangat kaya dan populasi lainnya," demikian penulis utama laporan World Inequality Lab, Lucas Chancel.

"Namun di negara-negara kaya, intervensi pemerintah mencegah peningkatan kemiskinan secara besar-besaran, ini tidak terjadi di negara-negara miskin," lanjut dia.

Laporan Ketimpangan dunia didasarkan pada hasil kerja dari 100 peneliti di seluruh dunia selama empat tahun.

Pandemi Covid-19 telah memperdalam kesenjangan antara kaya dan miskin, situasi yang selama ini telah lama berlangsung.

Deregulasi keuangan, privatisasi dan perpajakan yang kurang progresif di negara-negara kaya, serta privatisasi skala besar di negara berkembang telah membantu meningkatkan kekayaan orang kaya dalam beberapa dekade terakhir.

Laporan tersebut merekomendasikan untuk memungut pajak pada orang kaya.

Baca juga: WHO: Omicron Mengancam Kelompok Rentan

Hal itu dilakukan untuk menghasilkan pendapatan yang bisa digunakan pemerintah dalam mengurangi ketidaksetaraan, serta investasi dalam pendidikan, kesehatan, langkah-langkah ekologi.

Menurut laporan itu, 10 persen orang terkaya dari populasi global mengendalikan 76 persen kekayaan dunia pada 2021.

Sebaliknya, 50 persen orang termiskin hanya memiliki 2 persen, sementara 40 persen kalangan menengah memiliki 22 persen kekayaan dunia.

Dalam hal pendapatan, 10 persen orang terkaya memperoleh 52 persen dari pendapatan global; sedangkan 50 persen termiskin hanya menghasilkan 8 persen, dan 40 persen menengah menghasilkan 39 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com