Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Gempa NTT dan Dampak Kerusakannya

Kompas.com - 15/12/2021, 06:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dampak kerusakan akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (14/12/2021) dilaporkan terus bertambah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, setidaknya 346 rumah rusak hingga Selasa (14/12/2021) pukul 22.15 WIB.

Perinciannya yakni 134 rumah rusak berat, dan 212 lainnya rusak ringan.

"Selain itu ada 3 unit gedung sekolah, 2 tempat ibadah, 1 rumah jabatan kepala desa, dan 1 pelabuhan rakyat yang juga terdampak gempa bumi," ucap Abdul Muhari, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari sebagaiamana rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (14/12/2021) malam.

Baca juga: Berkaca dari Gempa Ambon, Ini yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Gempa Bumi

Dari laporan sementara, belum ada laporan mengenai korban jiwa.

"Akan tetapi data korban luka yang dilaporkan sebanyak 7 orang, 6 warga Kabupatan Kepulauan Selayar dan warga Kabupaten Manggarai di NTT," katanya lagi.

Abdul menambahkan, Kabupaten Kepulauan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan masih menjadi wilayah yang paling banyak melaporkan kerusakan bangunan rumah akibat terdampak gempa bumi 7,4 magnitudo di Flores Timur tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi Terjang Mentawai, Ratusan Orang Meninggal

Ratusan warga mengungsi akibat gempa di NTT

Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, memantau langsung para warga yang mengamankan diri di lapangan kantor bupati, Selasa sore. Kompas.com/Nansianus Taris Foto : Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, memantau langsung para warga yang mengamankan diri di lapangan kantor bupati, Selasa sore.

Sementara itu, menurut laporan dari BPBD Kabupaten Sikka, sebanyak 770 orang mengungsi, dengan perincian 320 orang mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka, 150 orang di Gedung SIC.

"Sisanya 330 lainnya di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka di NTT," kata dia.

Dari keseluruhan data akumulasi sementara, gempa bumi 7,4 magnitudo tersebut telah dirasakan dan berdampak pada 9 kabupaten di Provinsi NTT, 3 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan 6 kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Adapun rincian wilayah tersebut meliputi Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada di Provinsi NTT.

Baca juga: Gempa Malang, Analisis, dan Potensi Gempa Susulan...

Gempa bumi susulan 120 kali

Kemudian Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya adalah Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Baubau, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

"BMKG sejauh ini telah mencatat adanya gempa bumi susulan hingga 120 kali," kata dia.

Dari keseluruhan gempa bumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya ada 5 gempa bumi yang memiliki magnitudo di atas 5, yakni M 5,6 pada pukul 10.41 WIB, M 5,5 pada pukul 10.47 WIB, M 5,0 pada pukul 12.46, M 5,4 pada pukul 15.31 WIB dan M 5,2 pada pukul 15.57 WIB.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Dengan adanya gempa susulan tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat yang khususnya berada di wilayah terdampak agar tidak panik namum tetap waspada.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumahnya masing-masing, dan apabila terdapat kerusakan struktur seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser dan tiang rumah rusak sebaiknya tidak ditinggali.

"Untuk sementara waktu dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara, atau tempat evakuasi sementara yang disediakan oleh instansi dan otoritas setempat," imbuhnya.

Baca juga: Benarkah Tsunami Rawan Terjadi di Bulan Desember?

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Tsunami, Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com