Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mbak Risma dan Gunung Semeru

Kompas.com - 07/12/2021, 09:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA awal Januari 2021, terberitakan bahwa Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Lumajang, Jawa Timur.

Dalam kesempatan kunker itu, mbak Risma memberikan komentar bahwa dampak global warming luar biasa.

Sehingga apabila terjadi gempa bumi, kemudian ada goyangan-goyangan di lempengan yang menyebabkan erupsi Gunung Semeru, maka sebaiknya masyarakat senantiasa bersikap waspada.

Pada saat itu memang belum terjadi letusan Gunung Semeru. Maka banyak warganet tega mencemooh komentar Mbak Risma sebagai memalukan.

Berbagai pihak yakin bahwa tidak ada hubungan antara letusan gunung berapi dengan pemanasan global.

Semeru

Gunung Semeru merupakan primadona para gunung di pulau Jawa sebagai gunung tertinggi. Para pendaki gemar mendaki hingga menaklukkan puncaknya.

Gunung Semeru juga dianggap sebagai Paku Pulau Jawa. Tidak kurang dari sang legenda Soe Hok Gie wafat di puncak Semeru akibat diduga menghirup gas beracun berkeliaran di sekitar kawasan kawah Gunung Semeru.

Sebagai gunung berapi yang masih aktif, gunung Semeru juga berulang kali meletus, meski letusan gunung Semeru tidak sepopuler letusan gunung Merapi, yang dalam hal letusan memang merupakan primadona vulkan di pulau Jawa.

Mungkin karena secara kuantitas korban erupsi Merapi memang unggul ketimbang Semeru.

Namun, sebenarnya peringatan Mbak Risma, meski bukan vulkanolog, tidak perlu dicemooh.

Kemanusiaan

Terasa kurang elok mencemooh pengingatan untuk bersikap eling lan waspodo oleh mbak Risma hanya karena anggapan bukan wewenang akademis sang putri terbaik kelahiran Kediri itu.

Apalagi sinisme berlatar kebencian berdasar alasan politis belaka terhadap pengingatan mbak Risma yang terbukti benar.

Terasa lebih elok, ketimbang olok, adalah langkah nyata kemanusiaan yang dilakukan para pejuang kemanusiaan sepi pamrih, rame gawe segera melakukan gerakan kemanusiaan mengurangi derita para korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang.

Banjir lahar dingin kali ini yang terparah hingga memutus jembatan penghubung utama Lumajang-Malang serta melukai bahkan menewaskan puluhan warga.

Bagi yang ingin membantu dana silakan mengirimkannya ke dompet kemanusiaan yang digalang para pejuang kemanusiaan demi meringankan derita sesama manusia akibat ledakan gunung Semeru.

Misalnya, Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli (BCA 8610603999) atau Jaringan Relawan Kemanusiaan Indonesia (BCA 3420315251).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com