Nigeria menyebut kebijakan Inggris terkait daftar negara-negara yang dikenai pembatasan internasional pasca-penyebaran varian Omicron sebagai "Travel Apartheid".
Melansir BBC, Sabtu (6/12/2021), semua negara yang masuk daftar merah Inggris berasal dari Afrika, dan Nigeria menjadi negara ke-11 yang ada pada daftar tersebut.
"Yang dibutuhkan adalah pendekatan global, bukan selektif," ujar Komisioner Tinggi Nigeria untuk Inggris, Sarafa Tunji Isola.
"Pelarangan perjalanan itu adalah apartheid, karena kita tidak berurusan dengan endemik (hanya di suatu wilayah, tetapi pandemi global)," lanjut dia.
Pembatasan bagi warga Nigeria dimulai sejak Minggu (7/12/2021) pukul 04.00 waktu setempat.
Seluruh pendatang dari Nigeria harus menjalani masa karantina dan isolasi di hotel dengan biaya mereka sendiri selama 10 hari.
Baca juga: Daftar Negara yang Dilarang Masuk Indonesia Imbas Varian Omicron
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebut kasus infeksi Covid-19 di negaranya kian meningkat karena negara itu tengah mengalami gelombang keempat.
Sebagian besar kasus yang dideteksi di 9 provinsi negara itu saat ini diketahui akibat infeksi Omicron.
Melansir Aljazeera, Sabtu (6/12/2021), kini rumah sakit-rumah sakit di Afrika Selatan tengah bersiap untuk mampu menerima lebih banyak pasien Covid-19.
"Karena negara ini tengah menghadapi gelombang keempat infeksi Covid-19, kami tengah mengalami tingkat infeksi yang belum pernah kami lihat sejak pandemi dimulai," kata Ramaphosa.
Baca juga: Imbas Omicron, Bagaimana Nasib WNI yang Akan Pulang ke Indonesia?