Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kelebihan dan Kekurangan Kompor Induksi

Kompas.com - 05/12/2021, 18:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN), melalui akun media sosialnya, menyatakan siap mengawal program pengalihan kompor berbasis energi impor (elpiji) ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik) atau kompor induksi.

Peralihan dari kompor elpiji ke kompor listrik atau induksi disebut sebagai solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan kompor listrik bisa menghemat pengeluaran masyarakat.

Langkah ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara PT PLN (Persero) dengan sembilan BUMN Karya.

Dia mengatakan, dengan menggunakan kompor listrik masyarakat bisa menghemat pengeluaran hingga 20 persen dibandingkan menggunakan kompor LPG.

"Kalau 15 juta kompor terpakai penghematan yang luar biasa dalam menekan kompor LPG. Rakyat diuntungkan, yang rata-rata biaya masak di rumah Rp 147.000, jadi Rp 118.000 per bulan, hemat lagi 20 persen,” ujar Erick, seperti diberitakan Kompas.com, 1 April 2021.

Baca juga: Soal Kompor Induksi, Ini Penjelasan PLN

Apa saja kelebihan dan kekurangan kompor induksi atau kompor listrik?

Dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta, Muhamad Ali, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/12/2021), menyebutkan beberapa kelebihan dari kompor listrik mulai dari lebih bersih dan praktis.

Berikut ini kelebihan-kelebihannya:

1. Tidak ada api, artinya lebih aman
2. Bersih
3. Tidak perlu ganti gas
4. Praktis tinggal putar knop langsung bisa masak
5. Dapur lebih bersih.

Kekurangan kompor induksi

Adapun kelemahan kompor listrik, menurut Ali, pertama, agak lambat karena tergantung daya. Dia mencontohkan, untuk memasak mie instan saja bisa mencapai 20 menit.

Kedua, butuh wajan, teko, panci, atau alat masak khusus untuk kompor listrik. Hal itu karena tidak semua alat masak yang biasa digunakan kompatibel dengan kompor listrik.

Ketiga, butuh waktu lama untuk memasak sehingga rentan lupa jika ditinggal atau sambil melakukan aktivitas lainnya.

Keempat, kurang cocok untuk memasak masakan Indonesia. Ali mengatakan, apalagi jika memasak masakan berkuah. Ia menilai, kompor induksi cocok untuk memasak hidangan sederhana.

Kelima, perlu perawatan ekstra karena harus dibersihkan secara teratur.

Keenam, harga kompor induksi lebih mahal jika dibandingkan kompor gas. Selain itu, perlengkapan masaknya juga mahal.

Ketujuh, kurang cocok untuk rumah tangga di Indonesia karena kebanyakan data listrik rumah tangga 1300 VA. 

Mengenai efisiensi, menurut dia, tergantung harga gas dan listrik.

"Kalau efisiensi tergantung harga gas dan listrik. Catatan, kalau watt besar di atas 2000 W mungkin waktu masak bisa setara atau lebih cepat dari kompor gas," ujar Ali.

Dihubungi terpisah, Ketua Program Studi Teknik Elektro S1 UNY Rustam Asnawi mengatakan, hemat atau tidaknya menggunakan kompor listrik perlu diuji menggunakan kompor listrik masing-masing dan aplikasi.

"Kalau yang dimaksud hemat adalah pengeluaran rupiah untuk pemakaian sehari-hari, bisa dilakukan riset sederhana menggunakan smartplug (untuk mengukur kWh)," kata Rustam kepada Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Akan tetapi, memang ada variabel-variabel konstrain lainnya yang eliminir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com