Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Erupsi, Ini yang Harus Dilakukan Saat Erupsi Gunung Berapi

Kompas.com - 04/12/2021, 20:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Erupsi yang terjadi di Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) membawa dampak bagi warga yang tinggal di sekitar gunung tersebut.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, sejauh ini ancaman yang terjadi berupa awan panas guguran yang mengarah ke daerah Besuk Kobokan.

"Ancaman berupa awan panas guguran," kata Andiani, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/4/2021).

Sejak dikategorikan ke dalam Level II atau "waspada" sejak 12 Mei 2012, ini adalah kedua kalinya Gunung Semeru mengalami erupsi di tahun ini.

Berdasarkan laporan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Budi Santosa yang diterima Kompas.com Sabtu malam, Gunung Semeru masih tertutupi kabut disertai hujan intensitas sedang dan aktivitas awan panas guguran yang masih terus berlangsung.

Lantas, apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi gunung berapi?

Baca juga: Update Erupsi Semeru: Ini Daerah yang Terdampak Letusan

Hindari sungai

Terkait dengan bencana erupsi ini, BPBD Kabupaten Lumajang menghimbau kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di aliran aliran sungai (DAS) Mujur, Curah Kobokan dan DAS yang dimungkinkan dialiri guguran awan panas.

Pihaknya juga meminta kepada warga untuk tidak panik dan tetap memonitor perkembangan melalui group WhatsApp, Radio, dan tetap mematuhi himbauan yang disampaikan PVMBG dan pemerintah.

Adapun warga bisa menghubungi BNPB Kabupaten Lumajang melalui WhatsApp, SMS, Telegram, atau telepon di nomor 081234570077.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Berikut Penjelasan BNPB

Hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi erupsi gunung berapi

Berdasarkan buku saku BNPB, berikut yang harus dilakukan saat terjadi erupsi:

  1. Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunungapi
  2. Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik
  3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang
  4. Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar prediksi ahli
  5. Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai pemakai
  6. Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan
  7. Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai
  8. Hindari tempat terbuka. Lindungi diri dari abu letusan gunungapi
  9. Gunakan kacamata pelindung
  10. Jangan memakai lensa kontak
  11. Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung
  12. Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju
  13. lengan panjang, celana panjang, dan topi
  14. Kurangi terpapar dari abu vulkanik
  15. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan
  16. Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan
  17. Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan.

Baca juga: Rentetan Letusan Gunung Semeru, Sejak 1818 hingga 2021

Bahaya erupsi gunung api

Gunung Semeru merupupakan gunung bertipe strato dengan ketinggian 3.676 mdpl.

Dilansir dari situs resmi PVMBG, secara umum Gunung Semeru bertipe vulkanian dan strombolian.

Vulkanian merupakan tipe letusan gunung berapi yang melontarkan material dari dalam magma dan juga bongkahan-bongkahan batu di sekitar kawah. Sedangkan strombolian adalah tipe letusan gunungapi berenergi rendah.

Berdasarkan Buku Saku BNPB, berikut bahaya yang terjadi ketika gunung mengalami erupsi:

  • Awan panas: aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat, ringan (berongga) lava masif dan butiran klastik yang pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah. Bahaya ini merupakan campuran material erupsi antara gas dan bebatuan (segala ukuran) yang terdorong ke bawah akibat densitas tinggi. Suhu material bisa mencapai 300 – 700°C, kecepatan awan panas lebih dari 70 km/jam.
  • Aliran lava: magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan, suhunya kurang dari 10.000 derajat Celcius dan dapat merusak segala bentuk infrastruktur.
  • Gas beracun: gas vulkanik yang dapat mematikan seketika apabila terhirup dalam tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2, Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan tidak berbau.
  • Pijar: lontaran material terjadi ketika letusan magmatic berlangsung. Suhu mencapai 200 derajat Celcius, diameter lebih dari 10 cm dengan daya lontar ratusan kilometer.
  • Hujan abu: material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.
  • Lahar letusan: lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan. Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir lahar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com