Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Erupsi, Berikut Informasi Pengalihan Arus Lalu Lintas

Kompas.com - 04/12/2021, 20:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasatlantas Polres Lumajang AKP Bayu Halim mengatakan, erupsi gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sore ini, menyebabkan akses utama dari dan ke Lumajang tidak bisa dilintasi.

"Intinya akses utama lumajang dan sebaliknya tidak bisa dilintasi, terutama jembatan Gladak Perak, Candipuro," kata AKP Bayu, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Menurut dia, jembatan tersebut merupakan jalur utama menuju Malang.

Bagi masyarakat yang akan bepergian di daerah erupsi, berikut informasi pengalihan arus lalu lintas:

  • Semua kendaraan dari Senduro Lumajang-Poncokusumo Kabupaten Malang maupun sebaliknya, dialihkan untuk putar balik
  • Semua kendaraan dari arah Probolinggo tujuan Malang dialihkan putar balik
  • Semua kendaraan dari arah Jember tujuan Malang dialihkan lewat Probolinggo
  • Semua kendaraan dari arah Malang menuju Lumajang dialihkan untuk kembali lewat Probolinggo

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Penjelasan PVMBG

Seperti diketahui, gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) yang diawali dengan laharan pukul 13.30 WIB.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, data seismogram menunjukkan amplitudo maksimum 25 milimeter.

"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021 pukul 13:30 WIB, diawali dengan laharan. Tercatat di seismogram Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung," kata Andiani.

Kendati demikian, Andiani menyebut status Semeru masih berada pada Waspada Level II sejak 2012.

Baca juga: Update Erupsi Semeru: Ini Daerah yang Terdampak Letusan

Kronologi erupsi gunung Semeru

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro mencatat getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter-24 milimeter Seismograf.

PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang pada pukul 15.10 WIB.

Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

BPBD Lumajang telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Berikut Penjelasan BNPB

Dampak erupsi gunung Semeru

Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Timur Budi Santoso mengatakan, erupsi Semeru ini menyebabkan kerusakan beberapa rumah warga.

"Beberapa rumah di desa Curah Koboan tertutup material vulkanik," kata Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Sampai saat ini, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa.

Visual gunung Semeru juga masih tertutupi kabut disertai hujan intensitas sedang dan aktivitas awan panas guguran (APG) masih terus berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com