Pertama, masalah ini berkaitan dengan fungsi keluarga sebagai perlindungan bagi semua anak.
"Dari berita yang saya baca, orang tua sudah merasa melindungi anak dengan memberikan hasil menjual tanah untuk keperluan anak tersebut," kata Rahesli kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).
"Namun dari sisi anak, mungkin yang dirasakan berbeda, yakni apa yang diperoleh lebih sedikit dari saudaranya. Jadi ia merasa tidak mendapat perlindungan yang sama," sambungnya.
Baca juga: Mengintip Praktik Kurikulum Tersembunyi pada Budaya Kekerasan di Sekolah...
Kedua, orang tua di masa sekarang bukan lagi sumber satu-satunya keberhasilan anak.
Menurutnya, ada beberapa sumber lain yang berpereran di luar keluarga, misalnya pengetahuan, jaringan, pekerjaan yang semuanya sangat mungkin dicari sendiri oleh anak.
Karenanya, ketergantungan dan penghormatan pada orang tua kini berkurang dibandingkan masa lalu.
"Jika di masa lalu anak akan menerima apa pun yang diberikan oleh orang tua, sekarang tidak selalu demikian," jelas dia.
Baca juga: Mengapa Kasus Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia Masih Terjadi?