Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu DME, Calon Pengganti Elpiji

Kompas.com - 17/11/2021, 06:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan penggantian konsumsi penggunaan liquified petroleum gas (LPG) ke dimethyl ether (DME) pada 2035.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sewaktu Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (23/11/2021).

Menurut Arifin, konversi LPG menjadi DME ini sudah sukses diterapkan di China.

Baca juga: Viral Video Mobil Tangki Gas Elpiji Bocor di Jalan, Bagaimana Ceritanya?

Saat ini pihaknya sudah melakukan percobaan agar DME bisa dipakai seperti LPG pada tabung 3 kilogram.

"Ini bisa melakukan modifikasi sedikit lagi," kata Arifin sebagaimana diberitakan Kontan, Selasa (24/11/2020).

Proyek DME tersebut ditargetkan sudah mulai beroperasi dan dapat direalisasikan antara 2024 atau 2025 dengan produksi sekitar 2,8-3 juta ton.

Baca juga: Pertamina Tukar Tabung Elpiji 12 Kg dengan Bright Gas, Apa Istimewanya?

Tak hanya menggantikan LPG, Arifin juga mengungkapkan bahwa hilirisasi batubara dalam bentuk syntetic gas juga bisa dipakai untuk menggantikan gas pipa jika nanti Indonesia kehabisan pasookan natural gas.

"Terutama di daerah Sumatera dan Jawa, di mana nanti gas pipa akan berkurang dan itu bisa kita isi dengan gas syntesa yang berasal dari hilirisasi batubara," pungkasnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Kementerian ESDM, sudah ada 4 proyek hilirisasi dalam bentuk gasifikasi batubara yang dijajaki oleh 4 perusahaan.

Lantas apa itu DME?

Baca juga: Soal Kebakaran Tangki Pertamina Cilacap, BMKG Ungkap Adanya Sambaran Petir

Mengenal apa itu DME

Contoh tabung DME yang dipamerkan oleh PT Pertamina, PT Bukit Asam, dan Air Products and Chemical Inc.Kontan Contoh tabung DME yang dipamerkan oleh PT Pertamina, PT Bukit Asam, dan Air Products and Chemical Inc.

DME adalah hasil olahan atau pemrosesan sedemikian rupa dari batu bara berkalori rendah.

DME memiliki sifat layaknya elpiji meski panas yang dihasilkan sedikit lebih rendah dari elpiji.

Tujuan proyek ini mengurangi ketergantungan pada impor elpiji. Terlebih dari total konsumsi elpiji nasional, sekitar 70 persen diperoleh dari impor.

Baca juga: Viral Video Petugas SPBU Layani Pembelian BBM dengan Tandon Air

 

Melansir indonesia.go.id, program gasifikasi batu bara atau DME dapat meningkatkan nilai tambah dari batu bara.

Pembentukan menjadi produk batu bara menjadi gas atau DME merupakan proses konversi batu bara menjadi produk gas.

Sebenarnya, proses gasifikasi batu bara tidak hanya menghasilkan DME, tetapi juga bahan bakar lain dan bahan baku industri kimia.

Baca juga: Soal Wacana Pencabutan Subsidi Gas Melon, Pertamina: Kita Hanya Menyediakan

Karakteristik dan sumber DME

Ilustrasi tabung gas.KOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Ilustrasi tabung gas.

 

Dijelaskan dalam situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), karakteristik DME memiliki kemiripan dengan komponen elpiji.

DME tediri atas propan dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai elpiji.

DME berasal dari berbagai sumber, baik bahan bakar fosil maupun yang dapat diperbarui.

DME merupakan senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan, dan tidak beracun.

Baca juga: Lubang Ozon di Antartika Disebutkan Makin Membesar dan Membuat Rekor, Apa Dampaknya bagi Kehidupan?

DME diklaim tidak merusak ozon

 Selain itu, DME diklaim tidak merusak ozon, tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, dan mempunyai nyala api biru.

DME mempunyai berat jenis 0,74 pada 60/600 F, dan pada kondisi ruang yakni 250 C dan 1 atm berupa senyawa stabil berbentuk uap dengan tekanan uap jenuh sebesar 120 psig (8,16 atm).

DME mempunyai kesetaraan energi dengan LPG berkisar 1,58-1,76 dengan nilai kalor DME sebesar 30,5 MJ/kg dan LPG 50,56 MJ/kg.

Awalnya, DME digunakan sebagai solvent, aerosol propellant, dan refrigerant. Namun, saat ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, rumah tangga, dan genset.

Dalam uji coba, efisiensi kompor LPG berkisar 53,75-59,13 persen dan efisiensi kompor DME sekitar 64,7-68,9 persen.

Baca juga: Ramai Video Goyang-goyang Mobil Saat Isi BBM, Adakah Manfaatnya?

Batu bara untuk menghasilkan DME

Ilustrasi batu bara. MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Ilustrasi batu bara.

Diketahui, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menyusun road map pengembangan dan pemanfaatan batu bara.

Programnya adalah mengoptimalisasi pemanfaatan batu bara dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan (clean coal technology) hingga 2045.

Satu dari delapan program yang sudah dirancang dalam road map pengembangan dan pemanfaatan batu bara, ialah gasifikasi batubara untuk menghasilkan methanol dan dimethyl ether (DME).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fly Ash dan Bottom Ash, Limbah Batu Bara yang Dikeluarkan dari Kategori Berbahaya

Menurut Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Sujatmiko, gasifikasi batu bara untuk menghasilkan DME dilaksanakan karena kebutuhan LPG yang semakin meningkat.

Sat ini, sebanyak 75-78 persen konsumsi LPG dalam negeri masih dipenuhi dari impor.

Produk hilirisasi batubara berupa DME dapat mensubstitusi LPG sedangkan methanol untuk menggantikan bahan baku industri kimia," kata Sujatmiko," ujarnya sebagaimana diberitakan Kontan, Rabu (1/9/2021).

Baca juga: Limbah Plastik Impor yang Dianggap Racuni Indonesia dalam Sorot Media Internasional...

Dalam paparannya, Sujatmiko menjelaskan pemerintah sudah menyusun gambaran tahapan dalam pengembangan batubara untuk menghasilkan DME dan methanol.

Melansir materi KESDM dalam webinar, pada 2021-2025 diharapkan Indonesia dapat memproduksi 4,56 juta ton DME dan 7,49 juta ton methanol.

Seiring dengan peningkatan gasifikasi pemenuhan DME dan methanol untuk kebutuhan bahan bakar dan industri pada 2026-2030, produksi DME akan meningkat hingga menjadi 5,91 juta ton dan methanol 10,10 juta ton.

Berlanjut hingga 2031-2035, produksi DME akan mencapai 6 juta dan methanol 12,25 juta.

Hingga pada akhirnya di 2045 produksi DME mencapai 6,15 juta ton dan methanol 14,13 juta ton.

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Baca juga: Berkaca dari Jaksa Pinangki, Mengapa Sejumlah Orang Suka Operasi Plastik?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal DME Pengganti Gas Elpiji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com