Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Ikhtiar Bijak Menghadapi Pagebluk Corona

Kompas.com - 11/11/2021, 11:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANPA sadar saya ikut terhanyut di dalam arus gelombang euforia keyakinan bahwa pagebluk Corona sudah berlalu. Euforia keyakinan saya ingkar terhadap kenyataan bahwa pagebluk Corona sebenarnya masih ganas merajalela di marcapada termasuk Tanah Air Udara tercinta.

Adaptasi

Memang sudah terlalu lama, sejak awal 2020, umat manusia di planet bumi ini dicengkeram rasa cemas dan takut terhadap angkara murka virus Corona yang tidak kasat bukan saja mata namun seluruh penginderaan itu.

Untuk ke sekian kali kembali terbukti betapa tidak berdayanya makhluk yang menganggap dirinya paling berdaya di marcapada ini.

Namun mahluk yang menyebut dirinya sebagai homo sapiens memang memiliki suatu daya yang istimewa yaitu daya menyesuaikan diri dengan perubahan yang senantiasa terjadi di lingkungan hidupnya.

Akibat mudah beradaptasi umat manusia juga mudah lupa bahwa sebenarnya pagebluk yang serupa dengan pagebluk Corona sudah pernah terjadi pada tahun 1920 yang berawal dari Spanyol maka disebut sebagai Flu Spanyol meski kemudian merajela sampai ke segenap pelosok planet bumi

Melekat

Apabila kita simak sejarah pagebluk di peradaban umat manusia maka dapat disimpulkan bahkan diyakini bahwa pagebluk merupakan bagian hakiki yang memang apa boleh buat suka tak suka melekat pada peradaban lahir-batin umat manusia.

Agama saya Nasrani maka saya berupaya meletakkan kasih sayang sebagai bagian hakiki kemanusiaan menjadi pedoman utama perjalanan hidup saya.

Namun keyakinan agama saya tidak menghalangi saya untuk mengagumi ajaran indah agama-agama lain.

Maka keniscayaan kehadiran pagebluk termasuk pagebluk Corona sebagai unsur melekat pada kehidupan di metaverse pada hakikatnya senantiasa menyadarkan saya untuk senantiasa menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai mahkota peradaban.

Sambil selalu berupaya menyadari bahwa alam semesta terdiri dari penciptaan oleh Brahma, perawatan oleh Wisnu serta perubahan oleh Shiwa yang harus saya hadapi dengan kesadaran kasih-sayang yang saya wujudkan dengan melakukan jihad al nafs menaklukkan diri sendiri agar selalu disiplin pakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan rutin minum jamu.

Dalam mengejawantahkan segenap kearifan itu perlu dilengkapi dengan semangat gotong royong beserta fastabiqul khoirot demi bersaing untuk berbuat bukan keburukan tetapi kebaikan di dalam kerangka bukan kebencian namun kasih sayang

Ojo dumeh

Sebagai warga Indonesia yang tumbuh kembang di lahan peradaban Jawa saya bersyukur memperoleh kesempatan untuk menghayati kearifan leluhur Jawa seperti eling lan waspodo, ngono yo ngono ning ojo ngono, empan papan kesemuanya terangkum di dalam ojo dumeh. 

Kearifan leluhur itu merupakan upaya sebijak mungkin, sejauh kemampuan terbatas saya, dalam menghadapi kenyataan bahwa pagebluk termasuk pagebluk Corona merupakan satu di antara sekian banyak unsur melekat pada hakikat peradaban umat manusia.

Memang sampai dengan saat menulis naskah ini saya masih belum terpapar virus Corona namun sama sekali tiada alasan bagi saya untuk dumeh alias takabur.

Sama sekali bukan mustahil bahwa pada saat Anda membaca naskah ini ternyata saya terpapar Corona.

Maka dengan penuh kerendahan hati saya bersujud demi memberanikan diri memohon perkenan kemurahan hati Yang Maha Kuasa melimpahkan anugerah kekuatan lahir batin kepada seluruh umat manusia dalam perjuangan masing-masing menempuh perjalanan hidup menuju marcapada nan gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja.

Amin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com