Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2021, 17:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Facebook menginformasikan adanya penyakit anosmia dan diklaim hampir sama dengan virus corona.

Dalam narasinya, pengunggah menyebut penyakit itu ditularkan melalui kapal udara dari negara lain untuk mengurangi populasi manusia.

Pengunggah juga merinci sejumlah gejala anosmia yang dirasakan yaitu menggigil, demam, badan pegal-pegal, sakit kepala, dan indra perasa hilang.

Ia menyarankan untuk mandi dengan air rebusan sereh dan daun pisang klutuk agar terhindar dari penyakit itu.

Dari konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com kepada ahli, informasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai penyakit anosmia di atas diunggah oleh akun ini di Facebook dan telah dibagikan ribuan kali.

Berikut isi unggahannya:

Mau berbagi tips dn pengalam nihh,,Semoga bermanfaat??
Ini bukan mengada² karna aku jg mengalami sendiri 3 hari sakit dn AlhamdulillahHr ini sudah sembuh. Penyakit ini Ditularkan melalui Kapal udara dr negeri lain dengan tujuan untuk mengurangi penduduk(katanya) bukan hanya di daerah indramayu saja yg banyak sekali orang meninggal,tp didaerah lain² jg sama

Tapi kita jangan kalah dengan suhu udara yang begitu dingin setiap malam dn selalu turun hujan,Tetap jaga daya tahan tubuh kita jngn kalah saama cuaca kalo kta kalah sama cuaca bisa² fisik kita yang kena

Sama halnya dngn saya 3 hari sakit,Badan sampe pantat rasanya sakit semua kaya abis suntik KB pdhl ngga. Kepala berat bgt rasanya buat bangun,dn mata rasaanya kaya mau keluar kalo dibawa melek. Badan Panas tp rasaanya dingin bangt sampe² awalnya gk kuat

Tapi Bersyukur jg karna Allah masih sayang sama aku krna msh diberi sakit, tapi saya coba lawan semua rasa sakit itu saya paksa makan Pagi,Dzuhur,Asar,isya. Biasanya saya kallo gk lagi sakit makan itu cuma 2X sehari,tp ps sakit saking pngn cpt sehatnya 1Hari 4X???? gk pp ya biar tubuhnya jg ada tenaganya,dn gk cuma makan,saya dibantu dngn obat,gak mahal kok murah bgt harganya
Yaitu obat PARACETAMOL TABLET 1 hari 3X

Terus pas Magribnya dicekok sama Jamu
Namanya Jamu NGERES LINU SAMA DEMAM,Jamu nya dijadiin satu,ditokoh² jamu ditegulurng,di ketimpal jg ada ya
Terus Mandi sore Pake AIR REBUSAN SEREH SAMA DAUN KLARAS GEDANG KLUTUK

Direbus 1 panci bisa buat mandi sekeluarga,Kalo udh direbus dn udh hangat ambil segayung air rebusan tadi terus baca ini

(*jangan lupa bismilah dulu - LAILAHAILALLAH HALMALIKUL HAKUL MUBIN,MUHAMADDUROSULULLAH SODIKUL WA'DIL AMIN,YA ALLAH NIAT KULA DOA'I ADUS SEKELUARGA SUPADOS TERHINDAR SAKING BALA BISYIRIL ALFATIHAH(Baca surah alfatihah)* tadinya sh gk keluar keringat sama sekali tp Alhamdulillah setlah mandi air anget Keluar langsung keringat kaya orang mandi,Terus badan langsung anyeb??
Dan jangan lupa selalu ikhtiar berdoa sama Allah karna Semua jg Allah yang menyembuhkannya
Semoga bermanfaat yaa

Unggahan hoaks berisi klaim anosmia merupakan penyakit yang mirip Covid-19 Unggahan hoaks berisi klaim anosmia merupakan penyakit yang mirip Covid-19

Konfirmasi Kompas.com

Ahli Patologi Klinis Universitas Negeri Sebalas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, anosmia bukan sebuah penyakit, melainkan gejala.

Ia menjelaskan, gejala anosmia bisa terjadi pada beberapa penyakit yang mengganggu akar saraf penciuman di hidung.

"Bisa karena flu, rhinitis, sinusitis, tulang hidung bengkok, dan lain-lain. Jadi memang tidak hanya atau spesifik karena Covid-19," kata Tonang saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (31/10/2021).

Pada kondisi pandemi seperti ini, jelas Tonang, dugaan pertama jika terjadi anosmia adalah akibat Covid-19.

Setelah terbukti bukan Covid-19, baru berpindah ke kemungkinan lainnya.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa tak ada satu penyakit atau wabah yang bertujuan untuk mengurangi populasi.

"Tidak ada wabah yang disengaja untuk mengurangi populasi manusia," jelas dia.

Terkait ramuan sereh dan daun pisang klutuk untuk mandi, Tonang menyebut sifat obat herbal umumnya mendukung kesehatan.

Menurutnya, obat herbal tidak secara spesifik untuk obat suatu penyakit tertentu.

Tonang juga menyebut gejala-gejala yang disebutkan dalam narasi itu merupakan gejala influenza.

"Ini gejala influenza, sudah lama seperti itu sejak sebelum ada Covid-19," ujar dia.

Meski gejala tersebut juga dirasakan oleh pasien Covid-19, tetapi tidak bisa hanya dijadikan patokan untuk memvonis virus corona.

"Kita menegakkan diagnosis itu tidak hanya karena satu gejala. Tentu disertai informasi lainnya seperti adanya kontak erat atau risiko epidemiologis lainnya," kata Tonang.

Kesimpulan

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut adanya penyakit anosmia dan mirip Covid-19, tidak benar.

Anosmia bisa terjadi pada beberapa penyakit yang mengganggu akar saraf penghidu, termasuk Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sederet Khasiat Air Rendaman Belimbing, Kolesterol Turun dan Sariawan Sembuh

Sederet Khasiat Air Rendaman Belimbing, Kolesterol Turun dan Sariawan Sembuh

Tren
Berkaca dari Kasus di Ngawi, Mengapa Rumah Bisa Tersambar Petir meski Penghuni Tak Menyalakan TV?

Berkaca dari Kasus di Ngawi, Mengapa Rumah Bisa Tersambar Petir meski Penghuni Tak Menyalakan TV?

Tren
[POPULER TREN] Kondisi Tubuh yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe | Efek Samping Makan Kangkung Tiap Hari

[POPULER TREN] Kondisi Tubuh yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe | Efek Samping Makan Kangkung Tiap Hari

Tren
Susu Panas atau Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

Susu Panas atau Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

Tren
BUMN BKI Buka Lowongan Kerja untuk Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

BUMN BKI Buka Lowongan Kerja untuk Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Tren
Ada Penampakan Rel di Samping Jembatan Otista, Benarkah untuk Trem Bogor?

Ada Penampakan Rel di Samping Jembatan Otista, Benarkah untuk Trem Bogor?

Tren
50 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2024, Ada Jokowi dan Dua Tokoh Indonesia

50 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2024, Ada Jokowi dan Dua Tokoh Indonesia

Tren
Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Mantan Kepala BNPB Doni Monardo

Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Mantan Kepala BNPB Doni Monardo

Tren
Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Tren
Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak

Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak

Tren
Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...

Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...

Tren
Daftar 27 Uang Rupiah Logam yang Sudah Tidak Berlaku Sepanjang 2023

Daftar 27 Uang Rupiah Logam yang Sudah Tidak Berlaku Sepanjang 2023

Tren
Saat Hujan Salju di Jerman Bekukan Pesawat dan Lumpuhkan Bandara..

Saat Hujan Salju di Jerman Bekukan Pesawat dan Lumpuhkan Bandara..

Tren
Kasus Covid-19 di Singapura Tiba-tiba Naik Dua Kali Lipat, Apa Penyebabnya?

Kasus Covid-19 di Singapura Tiba-tiba Naik Dua Kali Lipat, Apa Penyebabnya?

Tren
Mengapa Aroma Durian Menyengat? Bagini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa Aroma Durian Menyengat? Bagini Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com