Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hujan Es Terjadi di Beberapa Daerah, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 22/10/2021, 17:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Durasi hujan es

Hary menuturkan, hujan es bersifat sangat lokal dengan luasan berkisar 5-10 km dan waktu terjadinya singkat, sekitar 10 menit.

Fenomena hujan es, tutur Hary, lebih sering terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Adapun waktunya lebih sering di antara siang dan sore hari.

Ia menegaskan, hujan es tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya, dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen.

Fenomena hujan es hanya berasal dari awan CB, tapi tak semua awan jenis ini menimbulkan hujan es atau hail.

“Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dan dalam waktu yang singkat,” papar Hary.

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Masjidil Haram Diguyur Hujan Es

Hal-hal yang perlu diantisipasi

Hary menyampaikan bahwa saat masa transisi atau pancaroba, frekuensi hujan lebat bahkan sangat lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat. 

Kondisi itu dapat dimungkinkan angin kencang tersebut berupa puting beliung.

  • Jika hujan lebat, masyarakat dapat melakukan pengecekan dan pembersihan saluran air untuk mengantisipasi kejadian genangan maupun banjir, terutama di daerah aliran kali, daerah cekungan, maupun daerah pesisir.
  • Masyarakat juga dapat mewaspadai longsor, terutama di wilayah-wilayah yang berada di daerah dengan tingkat pergerakan tanah tinggi seperti perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan.
  • Bagi masyarakat yang tengah berkendara, baik roda dua atau lebih, waspada terhadap jalan licin dan jarak pandang yang terbatas. Berlindung di bangunan yang kuat dan kokoh, tidak disarankan di bawah pohon. 
  • Sementara untuk mengantisipasi adanya kilat atau petir, maka dapat dilakukan pengecekan instalasi kelistrikan, baik rumah maupun bangunan lainnya.
  • Masyarakat juga dapat merapikan bagian pohon-pohon besar dan tinggi untuk mengurangi beban berat pohon tersebut dan mengecek kualitas pohon terkait kelapukannya.

Baca juga: BMKG: Musim Hujan Datang Lebih Awal, Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com