Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Identifikasi Kepiting Kecil Berusia 100 Juta Tahun

Kompas.com - 21/10/2021, 15:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fosil yang terperangkap dalam damar telah menjadi salah satu penemuan paleontologi yang paling menarik dalam beberapa tahun terakhir.

Gumpalan getah pohon (damar) purba yang mengeras telah mengungkap banyak hewan mikroskopik, seperti serangga, kadal, dan laba-laba.

Hewan-hewan tersebut seringkali hilang dari temuan fosil pada batuan.

Kini, para ilmuwan telah menemukan hewan air tertua yang diawetkan dalam damar, yaitu fosil kepiting kecil berusia 100 juta tahun.

"Spesimennya spektakuler, ini adalah satu-satunya. Ini benar-benar lengkap dan tidak kehilangan satu rambut pun di tubuh," kata peneliti pascadoktoral di Departemen Biologi Organisme dan Evolusi di Harvard University Javier Luque, dikutip dari CNN.

Ilmuwan China, AS, dan Kanada yang mengerjakan spesimen amber yang berasal dari Myanmar utara, menamai kepiting kecil itu dengan Cretapsara athanata.

Baca juga: Kapan Matahari Mati? Begini Penjelasan Ilmuwan

Nama tersebut merujuk pada Zaman Kapur atau era dinosaurus, periode waktu kepiting itu hidup.

Sementara, athanata didasarkan pada kata "athanatos," yang berarti abadi dalam bahasa Yunani. Kata itu mengacu pada pelestariannya yang hidup dalam damar.

Secara fisik, makhluk berusia 100 juta tahun itu menyerupai kepiting yang berkeliaran di sekitar pantai hari ini.

Pemindaian tomografi terkomputerisasi mengungkapkan bagian tubuh yang halus seperti antena, insang, dan rambut halus di bagian mulut.

Makhluk itu hanya memiliki panjang 5 milimeter dan kemungkinan besar adalah bayi kepiting.

Para peneliti berpikir bahwa Cretapsara bukanlah kepiting laut. Mereka meyakini habitat kepiting itu di air tawar atau mungkin air payau.

"Mungkin juga, bahwa ia bermigrasi ke darat seperti kepiting Pulau Natal yang melepaskan bayinya ke laut dan kemudian berkerumun kembali ke darat," jelas para peneliti.

Baca juga: Ilmuwan China Gunakan Teknologi Nuklir untuk Membasmi Nyamuk

Sementara, fosil kepiting tertua berasal dari periode Jurassic lebih dari 200 juta tahun yang lalu.

Para peneliti mengatakan, Cretapsara membuktikan bahwa kepiting membuat lompatan dari laut ke darat dan air tawar selama era dinosaurus, bukan selama era mamalia seperti yang diperkirakan sebelumnya.

"Dalam catatan fosil, kepiting non-laut berevolusi 50 juta tahun yang lalu, tetapi usia hewan ini dua kali lipat," kata Luque.

Penulis penelitian ini menyebutkan, spesimen ambar diperoleh Museum Amber Longyin dari seorang pedagang di kota Tengchong dekat perbatasan dengan Myanmar di China selatan pada Agustus 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com