Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Luhut soal Gelombang Ketiga Covid-19 dan Prediksi Epidemiolog

Kompas.com - 21/10/2021, 07:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan, ditandai penurunan kasus dan angka kematian harian.

Akan tetapi, masyarakat diminta tidak terlena dan tetap waspada, karena ancaman dari gelombang ketiga pandemi virus corona masih mengintai.

Peringatan itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers Evaluasi PPKM, Senin (18/10/2021).

"Kami mengimbau agar seluruh masyarakat patuh karena kita masih berjaga-jaga terhadap kemungkinan gelombang ketiga yang terjadi pada Natal dan Tahun Baru yang akan datang, kita harus berhati-hati," kata Luhut, dilansir dari Antara, Senin (18/10/2021).

Luhut menambahkan, berdasarkan hasil evaluasi mingguan, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian pada kegiatan masyarakat yang kerap mengabaikan protokol kesehatan, misalnya pernikahan, tempat wisata, maupun kegiatan lainnya yang memicu kerumunan.

Baca juga: Diperpanjang, Ini Penyesuaian Aturan PPKM 19 Oktober-1 November 2021

Prediksi epidemiolog akan gelombang ketiga Covid-19

Epidemiolog telah memeringatkan ancaman gelombang ketiga Covid-19 yang sangat mungkin terjadi di Indonesia.

Hal ini karena tingkat imunitas atau tingkat vaksinasi masyarakt yang masih cukup rendah.

Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman memprediksi bahwa gelombang ketiga kemungkinan akan terjadi pada Desember 2021 atau bertepatan dengan musim libur Nataru.

“Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” kata Dicky, seperti diberitakan Kompas.com, 19 September 2021.

Kendati demikian, ia menggarisbawahi bahwa prediksi ini bersifat dinamis.

Artinya, jika intervensi dilakukan dengan serius maka potensi terjadinya gelombang ketiga akan semakin mengecil.

“Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya semakin kita konsistem, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” ujar dia.

Selain itu, ia juga berharap bahwa gelombang ketiga infeksi virus corona kemungkinan tidak akan sebesar sebelumnya.

“Kecuali kalau ada varian yang jauh lebih hebat atau setidaknya seperti varian Delta, itu bisa sama (gelombang infeksinya),” kata Dicky.

Baca juga: Satgas Peringatkan Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Langkah Mencegahnya

Optimis endemi 2022

Dalam konferensi pers Evaluasi PPKM, Senin (18/10/2021) Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkapkan optimismenya jika Covid-19 yang saat ini masih berstatus pandemi akan berubah menjadi endemi pada 2022.

Luhut mengatakan, fase endemi bisa dicapai dengan asumsi Indonesia dapat melewati fase kritis Nataru dengan baik, serta keberhasilan mendapatkan obat Covid-19.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah sedang menjajaki kemungkinan memperoleh obat antivirus Covid-19 seperti Molnupiravir, Proxalutamide dan AT-527.

"Kalau kita bisa melampauai Nataru ini dengan baik, pada Januari saya pikir kita sudah masuk pada endemi. Karena pada saat itu kita, saya kira, sudah mendapat obat antivirus ini," ujar Luhut, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (18/10/2021).

Luhut menambahkan, Presiden Joko Widodo meminta agar kementerian dan lembaga terkait benar-benar berhati-hati menyiapkan langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga.

Oleh karenanya, pemerintah akan melakukan beberapa kali rapat untuk mempersiapkan antisipasi libur panjang Nataru.

"Terutama mendorong penggunaan PediliLindungi dan tadi soal vaksinasi. Dan kalau ini terjadi saya kira kita akan bisa bagus," ungkap Luhut.

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani, Dian Erika Nugraheny | Editor: Rendika Ferri Kurniawan, Krisiandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com