Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Suhu Panas Belakangan akibat Badai Matahari

Kompas.com - 18/10/2021, 20:34 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut cuaca panas beberapa waktu terakhir akibat badai Matahari, beredar di media sosial.

Disebutkan dalam narasi, gas H di permukaan matahari memercik sampai ke planet-planet yang mengelilinginya dan bumi, membawa dampak ke tubuh.

Dari pantauan Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidaklah benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai cuaca panas disebabkan oleh badai Matahari diunggah oleh akun ini di Facebook.

Berikut isi unggahannya:

Gerah banget?

Beberapa hari terakhir ini sampai seminggu ke depan mungkin, sebenarnya sedang terjadi badai matahari. Gas H di permukaan matahari memercik sampai ke planet2 yang mengelilinginya termasuk bumi.

Dampaknya terhadapmu?

Selain secara fisik terasa lebih gerah dari biasanya, ada dampak2 lain. Di antara yang mungkin kamu rasakan:

*Berkeringat deras
*Gangguan kuping, mata &/ tenggorokan
*Mengalami mimpi aneh
*Merasa mual, muntah
*Kesadaran tercerahkan, sangat bersemangat, lalu beberapa saat kemudian lemas K.O.
*Emosi yang intensif

Ini semua berkaitan dengan portal yang terbuka itu dan pengulangan pola energi 12 tahun ke belakang.

Ada proses detoks intens yang sedang berjalan dalam dirimu. Apapun yang tidak dibutuhkan, sedang diusahakan untuk keluar dari tubuhmu. Respon terhadap energi murni yang dipercikkan Sang Cahaya.

Kalau merasakan gangguan di kupingmu, berdenging atau sakit, renungkan. Selama ini kamu tidak mau 'mendengar' atau mungkin justru terlalu banyak 'mendengarkan' sumber sana-sini sampai pikiranmu bingung sendiri?

Kalau gangguan di mata, tidak mau 'melihat' kenyataan sebenarnya atau sebaliknya 'membaca' terlalu banyak informasi sampah?

Mimpi2mu saat ini, diingat2 langsung saat bangun, simbol apa yang terus berulang? Tuliskan di buku catatan khusus mimpi.

Apa pesan yang mau disampaikan untukmu?

Alih2 bereaksi tak terkendali terhadap energi murni ini, manfaatkanlah Ia untuk membangun keSadaran yang lebih baik.

Unggahan hoaks yang menyebut suhu panas belakangan akibat badai Matahari Unggahan hoaks yang menyebut suhu panas belakangan akibat badai Matahari

Lantas, bagaimana kebenaran informasi itu?

Konfirmasi Kompas.com

Peneliti Cuaca Antariksa di Pusat Riset Antariksa Lapan-BRIN Tiar Dani menegaskan, informasi itu tidak benar.

Sebab, badai Matahari tidak memberikan dampak langsung ke cuaca di Bumi.

"Jadi tidak benar cuaca panas belakangan disebabkan oleh badai Matahari," kata Tiar saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (18/10/2021).

Badai Matahari memang terjadi pada 11-12 Oktober 2021. Namun untuk hari ini, Tiar menyebut tak ada bintik di Matahari, sehingga peluang terjadinya badai Matahari nol persen.

Senada, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Harry Tirto Djatmiko mengatakan, suhu panas yang terjadi belakangan tidak ada kaitannya dengan badai Matahari.

Menurut dia, badai Matahari merupakan fenomena lonjakan pelepasan energi Matahari melalui titik-titik tertentu.

Hal itu disebabkan oleh adanya gangguan magnetik seiring tidak seragamnya kecepatan rotasi bagian-bagian permukaan Matahari dan antara permukaan dengan interior Matahari.

"Fenomena ini akan mempengaruhi jaringan listrik, jaringan komunikasi dan menghasilkan aurora di garis lintang utara (BBU)," kata Tirto saat dihubungi secara terpisah, Senin.

Ia menjelaskan, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus biasa dan terjadi setiap tahun.

Potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Kesimpulan

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa informasi yang menyebut cuaca panas akibat badai Matahari, tidaklah benar.

Sebab, badai Matahari tidak memengaruhi cuaca di Bumi, tetapi berpengaruh pada jaringan komunikasi dan menghasilkan aurora di garis lintang utara (BBU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com