KOMPAS.com - Aroma rumput yang habis dipotong selalu menyegarkan. Aroma tersebut selalu mengarahkan ingatan ke hijau daun, ke alam yang tumbuh subur.
Begitu juga dengan aroma hujan yang jatuh menimpa tanah. Ada bau khas yang langsung dikenali otak sebagai aroma yang membuat bahagia.
Apakah yang sebenarnya ada di balik aroma rumput dan hujan tersebut? Dan mengapa aroma tersebut selalu bisa melahirkan hormon-hormon bahagia?
Baca juga: Jangan Merokok di Dalam Rumah, Nikotin Bisa Membunuh Tanaman Indoor
Melansir dari Live Science, sebuah studi menemukan bahwa rumput yang baru dipotong mengeluarkan senyawa berbasis karbon yang bernama green leaf volatiles (GLV).
Molekul GLV sangat kecil, sehingga bisa terangkut udara dan masuk ke rongga hidung kita. GLV membawa aroma-aroma khas, tergantung pada kondisi tanaman yang ada tengah terdampak apa.
Tanaman yang dimakan serangga bisa menyebabkan GLV mengeluarkan aroma yang berbeda. Nah bagi predator, GLV ini bisa dideteksi dari jarak jauh dan menjadi penanda bahwa di tempat tersebut terdapat banyak makanan.
Nah GLV pada rumput yang baru dipotong, memiliki kemiripan karakter dengan GLV sayur dan buah-buahan yang kita sukai.
Dalam laman Science Focus juga disebutkan, bahwa GLV dari rumput yang dipotong membuat bahagia karena aromanya mengingatkan kita akan liburan dan piknik yang menyenangkan.
Kenapa bisa begitu? Karena sebuah liburan biasanya akan dipenuhi dengan makanan-makanan dari alam seperti sayur dan buah-buahan segar.
Baca juga: 11 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Kinerja Otak dan Memori
Lantas apa yang ada di balik aroma hujan? Aroma hujan atau petrikor keluar ketika rintik hujan jatuh dan mengenai tanah kering.
Tanah mengandung bakteria bernama Stretomyces yang mengeluarkan molekul bernama geosmin.
Mengutip dari Reader's Digest, ketika hujan mengenai tanah, titik air membentuk gelembung yang memerangkap geosmin. Gelembung ini akan pecah, dan geosmin pun menguar ke udara bebas dalam bentuk aerosol, yaitu partikel padat yang ada di udara.
Ketika geosmin ini mengudara, ketika itu lah hidung kita mencium aroma petrikor.
Lantas mengapa aroma hujan dikaitkan dengan perasaan yang menenangkan dan menyenangkan?
Dilansir dari Psychology Today, segala aroma yang masuk ke hidung akan diproses oleh bulbus olfaktorius. Organ ini terkait erat dengan bagian otak yang mengelola ingatan dan emosi yaitu amigdala dan hippocampus.
Ingatan manusia akan hujan, seringnya adalah ingatan yang dipenuhi syukur. Ini adalah ingatan turun-menurun dari nenek moyang. Bahwa hujan adalah berkah dan sumber kehidupan.
Itulah sebabnya tiap hujan datang dan petrikor menyerang, kita akan merasa damai juga tenang.
Baca juga: Mengulik Binatang Peliharaan Bangsa Mesir Kuno
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.