Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2021, 10:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRSTA-BRIN) memprediksi, sebagian besar wilayah di Pulau Jawa akan memasuki musim hujan di bulan November 2021.

Sementara, untuk wilayah Nusa Tenggara baru akan memasuki musim hujan di bulan Desember 2021.

Sejauh ini, beberapa wilayah di Indonesia sudah mengalami musim hujan, terutama di bagian barat dan timur laut Indonesia.

"Sebagian wilayah Jawa mulai masuk musim hujan pada bulan November 2021, sedangkan Nusa Tenggara akan masuk musim hujan pada bulan Desember 2021," kata Peneliti Klimatologi PRSTA-BRIN Erma Yulihastin, dari keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Ketua Tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (TIVIAM) juga memperingatkan adanya hujan deras di wilayah Indonesia yang sudah memasuki musim hujan di bulan Oktober 2021.

Musim hujan di wilayah Indonesia diprediksi berlangsung hingga Maret 2022.

Baca juga: Hari Cuci Tangan Sedunia 15 Oktober 2021, Berikut Tema dan Sejarahnya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh PSTA LAPAN (@pstalapan)

Baca juga: Update Corona 15 Oktober: WHO Bentuk Tim Baru Selidiki Asal-usul Covid-19

Wilayah yang perlu dipantau

TIVIAM mendata wilayah-wilayah yang perlu dipantau memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2021.

Wilayah tersebut, yakni Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian selatan atau sekitar Ambon, serta daerah pegunungan Papua.

"Karena daerah-daerah tersebut mempunyai probabilitas sangat tinggi untuk mendapat curah hujan deras yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor," ujar Erma.

Sementara itu, angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemungkinan besar terjadi di Laut Arafura dan Laut Banda pada bulan Oktober 2021.

Adapun di Laut Jawa di bulan Oktober ini, kemungkinan angin kencang dan gelombang laut tinggi antara 40-80 persen.

Baca juga: Mengapa Kutu Putih pada Tanaman Kerap Muncul Bersama Semut?

Persiapan musim hujan

Indonesia berada di wilayah dengan iklim torpis. Pada saat musim hujan dengan curah hujan tinggi, maka bisa memicu terjadinya bencana puting beliung, banjir, hingga tanah longsor.

Di Indonesia, terdapat 3 pola curah hujan, meliputi:

  1. Pola hujan manson yang biasa terjadi di Sumatera bagian timur, Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Kalimantan bagian selatan. Puncak musim hujan pada pola ini terjadi sektiar Desember, Januari, hingga Februari.
  2. Pola hujan ekuatorial yang biasa terjadi di pantai barat Sumetera, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah bagian utara, Sulawesi, Papua, dan sebagian Papua Barat. Puncak musim hujan pada pola ini terjadi sekitar Maret dan Oktober.
  3. Pola hujan lokal yang biasa terjadi di Maluku dan Papua Barat. Puncak musim hujan pada pola ini terjadi sekitar Juni, Juli, dan Agustus.

Baca juga: Waspada Pancaroba, Ini Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang BMKG

Berdasarkan Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut persiapan prabencana banjir:

  • Mengetahui istilah-istilah perinfatan yang berhubungan dengan bahaya banjir, seperti Siaga I-IV dan langkah yang harus dilakukan
  • Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal atau zona rawan banjir
  • Mengetahui cara melindungi rumah dari banjir
  • Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan dampaknya bagi rumah
  • Melakukan perisapan evakuasi, termasuk memahami rute evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
  • Mendiskusikan dengan anggota keluarga tentang ancaman banjir dan merencanakan tempat pertemuan ketika keluarga terpencar saat bencana datang
  • Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota keluarga terkena banjir
  • Mengetahui kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangg jika banjir terjadi
  • Membuat persiapan hidup mandiri selama sekurangnya 3 hari, misalnya persiapan tas siaga bencana, persediaan makan dan air minum
  • Mengetahui cara mematikan air, listrik, dan gas di rumah
  • Memperimbangkan asuransi banjir
  • Mengamankan data harta dan kepemilikan, dengan cara membuat catatan harta, mendokumentasikan dalam foto, atau simpan di tempat yang aman
  • Menyimpan dokumen di tempat yang aman
  • Menghindari tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan peninggalan bangunan rumah
  • Memperhatikan berbagai instrumen listrik yang bisa memicu bahaya saat bersentuhan dengan air banjir
  • Membantu mendirikan tneda pengungsian dan pembuatan dapur umum
  • Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
  • Menggunakan air bersih dengan efisien.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sempat Tak Terdeteksi Radar, Ilmuwan Temukan Gunung Api Setinggi 9 Kilometer di Planet Mars

Sempat Tak Terdeteksi Radar, Ilmuwan Temukan Gunung Api Setinggi 9 Kilometer di Planet Mars

Tren
7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi

7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi

Tren
DPR dan Pemerintah Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada

DPR dan Pemerintah Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada

Tren
Viral, Video Ayam Gundul Hidup Tanpa Bulu, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Viral, Video Ayam Gundul Hidup Tanpa Bulu, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Minum Tablet Tambah Darah Diklaim Ampuh Cegah Lemas Saat Puasa, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Minum Tablet Tambah Darah Diklaim Ampuh Cegah Lemas Saat Puasa, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Tren
Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Tren
2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

Tren
Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Tren
Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Tren
Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Tren
Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com