KOMPAS.com - Menanam buah atau sayur di pekarangan rumah menjadi aktivitas yang banyak dilakukan selama pandemi Covid-19.
Sebab bercocok tanam terbukti memiliki banyak manfaat.
Selain menjadi hobi, juga dapat mengisi waktu luang, hingga menyediakan sendiri stok buah dan sayuran tanpa perlu membelinya.
Baca juga: Mengenal Kutu Putih, Cara Basmi dan Pestisida Alaminya
Namun bercocok tanam kadang kala juga menemui sejumlah kendala. Salah satunya munculnya hama yang menggangu pertumbuhan tanaman seperti kutu.
Diketahui ada sejumlah kutu yang berpotensi merusak tanaman, baik sayur maupun buah-buahan.
Peneliti PKHT (Pusat Kajian Hortikultura Tropika) Universitas IPB Kusuma Darma menjelaskan beberapa jenis kutu tanaman yang kerap dijumpai di antaranya:
“Kutu perisai, memiliki perisai yang tebal dan kuat yang menutupi bagian atas tubuhnya sehingga kutu bisa hidup menempel pada tanaman inang,” ujar Kusuma saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/10/2021).
Menurutnya, perisai pada kutu perisai berfungsi untuk melindungi telur dan juga anak kutu (nimfa) yang baru menetas.
Adapun kutu tempurung, menurutnya memiliki tempurung yang digunakan sebagai pelindung tubuh dengan struktur keras dan tidak bisa dilepaskan dari tubuhnya.
Sementara kutu putih, memiliki tubuh yang dilapisi oleh lapisan lilin berwarna putih.
Sedangkan untuk jenis kutu daun menurutnya, memiliki ciri kaki (tungkai) dan antena yang panjang. Pada umumnya untuk kutu daun ia berwarna hijau dan hidup dengan berkelompok.
Hama lainnya yaitu kutu kebul, ia memiliki badan yang dilapisi lilin tipis dengan warna putih.
Apabila kutu kebul terbang maka lapisan lilin yang dimilikinya akan lepas dan mengebul seperti asap putih.
“Di Indonesia, istilah kutu juga sering digunakan oleh masyarakat untuk menamai hama-hama kecil yang menyerang tanaman seperti tungau dan Thrips,” ujar Kusuma.