Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Masih Ada Pejabat Jujur

Kompas.com - 09/10/2021, 11:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAHABAT merangkap mahaguru kejujuran saya, Harry Simon, sempat berkisah tentang kejujuran almarhum Sophan Sophiaan yang di samping aktor layar lebar terkemuka juga pernah berperan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Amplop

Pada suatu pagi hari Sophan membuka laci meja kantornya di Gedung DPR dan menemukan selembar cek kontan senilai Rp 60 juta.

Sophan menanyai satu persatu teman-teman di Gedung DPR itu. Beberapa orang menjawab dengan tersenyum, ”Sudahlah, terima saja."

Beberapa lama kemudian, seusai suatu rapat, seorang rekannya memasukkan amplop berisi uang Rp 20 juta.

Lagi-lagi ia dapat jawaban yang sama, "Sudahlah, terima saja."

Hari selanjutnya ia menolak pemberian apapun, selain gaji resminya.

Lambat namun pasti teman-temannya mulai menjaga jarak dengannya. Sophan hanya aktif di DPR sekitar 1,5 tahun.

Ia mengajukan pengunduran diri dengan alasan kesehatan padahal sebenarnya tidak tahan menghadapi lingkungan tugas serba tidak jujur.

Bungkusan

Pada suatu hari seorang tokoh nasional menghadap Gus Dur di kantor Istana Kepresidenan. Karena sang tokoh minta pertemuan dengan Gus Dur konfidensial maka Gus Dur minta saya keluar dari kantor.

Tak lama kemudian sang tokoh nasional yang tidak akan saya sebut nama demi tidak melakukan pembunuhan karakter sehingga saya dilaporkan ke polisi, keluar dari kantor Gus Dur dengan wajah berseri-seri.

Kemudian saya dipanggil oleh Gus Dur masuk ke kantor kepresidenan. Gus Dur memberitahu saya bahwa sang tokoh nasional berharap ditunjuk sebagai menteri apa pun pokoknya menteri.

Kemudian Gus Dur minta saya membuka sebuah bungkusan yang menurut Gus Dur dititipkan oleh sang tokoh nasional itu di akhir pertemuan.

Gus Dur minta bantuan saya sebab beliau tidak bisa melihat. Saya terkejut sebab ternyata bungkusan tersebut berisi uang kertas dolar Amerika Serikat.

Setelah saya memberitahu bahwa bungkusan besar tersebut berisi banyak lembaran uang kertas dolar Amerika Serikat langsung Gus Dur memerintahkan ajudan presiden untuk memanggil kembali sang tokoh nasional agar Gus Dur dapat mengembalikan bungkusan tersebut kepadanya.

Kejujuran

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur menyadarkan saya bahwa keliru apabila saya memaksakan gebyah uyah alias pukul rata alias generalisasi bahwa semua pejabat negara di Tanah Air Udara tercinta adalah koruptor.

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur menyadarkan saya agar jangan merasa putus asa atas kejujuran bangsa Indonesia sebab terbukti masih ada bahkan masih banyak warga Indonesia yang masih memilihi nurani kejujuran maka tidak sudi melakukan perilaku yang tidak jujur.

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur beserta Bung Hatta, Pak Dirman (Jenderal Sudirman), Pak Hoegeng (mantan Kapolri), Mas Marie (Muhammad) dan lain-lain yang mustahil saya sebut semuanya secara nyata bukan dengan kosmetik slogan politik hampa makna namun dengan perilaku nyata membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang jujur!

Merdeka!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com