TATP diketahui merupakan salah satu bahan peledak paling sensitif. Bahan itu sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.
Mengutip GlobalSecurity.org, penggunaan "mother of satan" dapat dilacak hingga 2001.
Pada 22 Desember 2001, American Airlines dengan nomor penerbangan 63 membawa 14 awak dan 184 penumpang, termasuk "pembom sepatu" Richard Reid.
Pesawat itu berangkat dari Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis, menuju Miami, Florida.
Sekitar satu setengah jam dalam penerbangan, seorang pramugari mencium apa yang dia pikir adalah korek api yang terbakar.
Setelah pramugari itu menemukan bahwa bau itu berasal dari tempat Reid duduk, ia segera mengonfrontir Reid, yang dengan segera memasukkan korek api ke mulutnya.
Pramugari kemudian memberi tahu kapten melalui sistem interkom. Reid masih terus mencoba menyalakan korek api lain untuk membakar sepatunya.
Pramugari kemudian melihat ada kabel yang menonjol dari sepatu. Perkelahian pun terjadi di antara beberapa pramugari, penumpang dan Reid.
Akhirnya, Reid dilumpuhkan dan ditahan selama sisa penerbangan. Penerbangan akhirnya dialihkan untuk mendarat ke Bandara Internasional Logan Boston, di mana Reid ditahan oleh kepolisian federal.
Analisis selanjutnya oleh laboratorium FBI di Washington menemukan bahwa ada dua alat peledak yang tersembunyi di sepatu Reid yang terbuat dari TATP dan komponen lainnya.
Baca juga: Bumi Kian Meredup dan Tak Seterang Dulu, Temuan Peneliti
Diberitakan Kompas.com, saat peledakan 5 kg TATP di Gunung Ciremai, Selasa (5/10/2021) polisi mengajak sejumlah warga untuk jadi saksi, salah satunya Parman (46).
Menurut Parman, efek peledak itu sangat dahsyat, hingga menimbulkan longsor di titik ledakan. Bahkan, banyak warga yang mengira suara ledakan tersebut merupakan suara petir pertanda akan turun hujan.
"Suaranya (ledakan) cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan. Di titik ledakan, sempat terjadi longsor karena saking dahsyatnya ledakan," ujar dia.
Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditimbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh. Ia memperkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.
"Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan," ujar Udi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.