Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah unggahan tangkapan layar artikel Republika yang berjudul "Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman", beredar di media sosial.
Dalam keterangan foto tangkapan layar yang dibagikan, pengunggah menampik anggapan bahwa kapal China yang membuat takut nelayan Indonesia.
Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang tertera pada tangkapan layar tersebut adalah hoaks. Judul artikel Republika dalam foto itu telah dimanipulasi atau diedit.
Tangkapan layar artikel Republika itu diunggah oleh akun ini di Facebook pada 25 September 2021.
Berikut tangkapan layar unggahan tersebut.
Penelusuran Kompas.com
Untuk mengonfirmasinya, Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran dengan menggunakan mesin pencarian Google.
Dengan menuliskan judul "Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman", tak ada satu pun artikel Republika yang menuliskan judul tersebut.
Dari pencarian, ditemukan satu artikel Republika yang memiliki judul yang mirip, yaitu "Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam".
Artikel tersebut memiliki jam tayang dan foto yang sama persis dengan tangkapan layar yang beredar.
Dalam artikel itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meminta TNI Angkatan Laut untuk memperketat pengamanan di perairan Natuna.
Sebab, kapal-kapal perang China dan nelayan Vietnam semakin berani memasuki kawasan perairan Natuna.
Dengan demikian, tangkapan layar artikel Republika yang dibagikan di media sosial itu telah mengalami suntingan dan merupakan hasil manipulasi.
Selain itu, kemungkinan kapal Kuwait dan Yaman memasuki perairan Natuna hampir dipastikan mustahil. Sebab, jarak antara kedua negara tersebut dengan Indonesia sangat jauh.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa tangkapan layar artikel Republika dengan judul "Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman" adalah hoaks.
Tangkapan layar tersebut telah dimanipulasi dari judul artikel aslinya, sehingga menimbulkan salah arti dan menyesatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.