Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Turun Berdasar Survei Indikator, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/09/2021, 12:04 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo mengalami penurunan.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (26/9/2021), Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, hasil survei yang diselenggarakan 17-21 September 2021 menunjukkan 58,1 persen warga menyatakan puas dengan kinerja Jokowi.

"Sangat puas atau puas terhadap kinerja presiden secara umum itu 58,1 persen," kata Burhanuddin dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Minggu (26/9/2021).

Burhanuddin mengatakan, angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil survei sebelum pandemi. Saat itu, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja presiden sekitar 72 persen.

"Sebelum pandemi itu sekitar 72 persen yang puas terhadap kinerja presiden. Trennya masih turun," ujar dia.

Survei Indikator Politik ini dilakukan melalui wawancara terhadap 1.200 responden. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Sedangkan margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Penyebab tingkat kepuasan turun

Saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/9/2021), Burhanuddin mengatakan, faktor utama yang menyebabkan penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi adalah faktor ekonomi.

"Kalau kita bandingkan sebelum pandemi, mereka yang merasa kondisi ekonomi nasional memburuk itu cuma 24 persen. Itu survei Februari 2020, persis sebelum pandemi menjadi bencana kesehatan nasional di Indonesia," kata Burhanuddin.

Ia menyebutkan, selisih angka tersebut cukup jauh jika dibandingkan hasil survei baru-baru ini, yang menunjukkan bahwa 44 responden merasa kondisi ekonomi nasional memburuk.

"Jadi naik hampir dua kali lipat. Bahkan di kuartal II tahun lalu, itu yang mengatakan kondisi ekonomi memburuk mencapai 81 persen," ujar dia.

"Jadi selama satu tahun setengah terakhir, meskipun tren persepsi ekonomi nasional yang memburuk mengalami penurunan, tetapi masih lebih banyak (yang mengatakan buruk), yang mengatakan baik cuma 16 persen. Itu yang menyumbang besar penururan rating approval presiden dari 70 ke 58 adalah faktor ekonomi," kata Burhanuddin.

Pendapat publik soal PPKM terbelah

Burhanuddin juga mengungkapkan, hasil survei Indikator Politik menunjukkan, pendapat masyarakat soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbelah menjadi dua.

PPKM merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan pandemi. 

"Di satu sisi PPKM itu diapresiasi oleh publik. Mereka mengakui bahwa PPKM berhasil menurunkan tingkat penularan kasus harian, menurunkan kasus kematian karena Covid-19, mereka apresiasi itu," kata Burhanuddin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com