Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Tahun yang Lalu Kucing Tak Mengeong, Ini Sebabnya

Kompas.com - 26/09/2021, 19:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kucing hanya mengeong kepada manusia. Kucing jarang mengeong kepada sesamanya yaitu kucing.

Kucing akan mengeong dan menatap mata kita ketika lapar dan meminta makan, ketika sakit dan meminta ditolong, atau ketika bosan di dalam rumah dan meminta perhatian.

Kebiasaan kucing mengeong untuk berkomunikasi pada manusia ini sudah berlangsung ribuan tahun lamanya. Sejak kucing menjadi hewan domestik dan tinggal berdekatan dengan para manusia.

Menghimpun data dari Live Science. sebelum menjadi hewan domestik, kucing adalah makhluk penyendiri yang tak punya kemampuan berkomunikasi dengan manusia.

Baca juga: Kucing Kehilangan Meongnya? Bisa Jadi Mereka Tengah Menderita Laringitis

Hewan pendiam

Kucing mulai menjadi teman manusia, hidup di dalam habitat manusia, sejak 10.000 tahun yang lalu.

Masa sebelum itu, kucing adalah hewan liar yang penyendiri. Hal ini seperti ditulis John Bradshaw dan Chalotte Cameron Beaumont di buku The Domestic Cat: The Biology of Its Behaviour.

Kucing purba tak mengenal vokalisasi meong.Unsplash/Jason Leung Kucing purba tak mengenal vokalisasi meong.
Sebelum jadi hewan domestik, kucing jarang menggunakan pita suaranya untuk berkomunikasi, bahkan dengan sesamanya.

Kucing purba akan berkomunikasi dengan sesama kucing lewat bau tubuh, dengan menggosok-gosokkan beberapa anggota tubuhnya ke tubuh kucing lain, atau dengan menyemprot urin ke tempat-tempat yang ingin mereka tandai sebagai wilayah mereka.

Menurut John Wright, psikolog yang mempelajari tingkah laku binatang, kucing tak membutuhkan suara untuk berkomunikasi,"Karena buat apa menggunakan vokalisasi jika mereka bisa berkomunikasi lewat cara yang lebih efisien?"

Baca juga: Tips Mengatasi Kucing yang Terlalu Aktif di Malam Hari

Kebutuhan berkomunikasi dengan manusia

Namun sifat pendiam kucing ini sontak berubah ketika mereka harus hidup berdampingan dengan manusia.

Karena kucing menyadari, indera penciuman manusia tak sekuat kucing sehingga tak bisa digunakan membaui aroma tubuh kucing yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.

Bahkan seringnya, penyemprotan urin kucing ke beberapa sudut rumah, tak dianggap manusia sebagai komunikasi yang wajar dan justru dianggap sebagai perilaku yang kurang tepat.

Nada meong kucing meminta makan lebih tinggi dari pada ketika ia meminta perhatian untuk bermain.Unsplash/Eugene Chystiakov Nada meong kucing meminta makan lebih tinggi dari pada ketika ia meminta perhatian untuk bermain.
Jadi kucing pun beradaptasi dengan hal ini, dan akhirnya mengeluarkan suara meongnya, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari manusia-manusia di sekitarnya.

Bagi kucing, vokalisasi meong menjadi alat untuk memanipulasi manusia, untuk mendapatkan makanan, perlindungan juga perhatian dari manusia.

Baca juga: Kucing Juga Bisa Cemburu, Ini Tanda dan Cara Mengatasinya

Dari tahun ke tahun, kucing pun semakin pintar memanipulasi manusia. Mereka melatih vokalnya dalam nada yang berbeda-beda, untuk mendapatkan hal yang berbeda-beda pula dari manusia.

Jika Anda perhatikan, nada meong kucing meminta makan dengan kucing yang meminta perhatian akan berbeda. Ketika meminta makan, nada meong kucing akan terdengar lebih tinggi dan dalam intens.

Karena vokalisasi ini berhubungan dengan keberadaan manusia, maka kucing liar atau kucing jalanan, akan memiliki frekuensi mengeong lebih jarang dari pada kucing rumahan.

Mereka merasa tak perlu melakukan vokalisasi, mengingat hidupnya tak pernah berdekatan dengan manusia.

Baca juga: 8 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Merawat Bayi Kucing 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Situs Batu Naga

Situs Batu Naga

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com