Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Sebabkan Delirium, Ini Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

Kompas.com - 25/09/2021, 11:45 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Apa itu Delirium?

Dituliskan Mayoclinic, delirium merupakan gangguan serius pada kemampuan mental, yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan delirium, seperti

  • Penyakit parah atau kronis
  • Perubahan keseimbangan metabolik seperti natrium rendah
  • Obat-obatan
  • Infeksi
  • Pembedahan
  • Alkohol atau keracunan obat

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Mengalami Delirium, Gejala Covid-19

Gejala Delirium

Gejala delirium serupa dengan demensia, sehingga masukan dari anggota keluarga atau pengasuh kemungkinan penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat.

Gejala delirium biasanya dimulai dalam beberapa jam atau beberapa hari. Orang dengan delirium sering berfluktuasi sepanjang hari, dan gejala cenderung lebih buruk pada malam hari.

Adapun gejala utama dari delirium meliputi:

  1. Berkurangnya kesadaran akan lingkungan meliputi ketidakmampuan tetap fokus pada satu topik, hingga mudah teralihkan oleh hal-hal tidak penting.
  2. Gangguan kognitif, meliputi memori buruk, disorientasi, kesulitan berbicara, kesulitan membaca dan menulis, hingga kesulitan memahami ucapan.
  3. Perubahan perilaku, seperti gelisah, halusinasi, menjadi pendiam, kelesuan, kebiasaan tidur yang terganggu, hingga pembalikan siklus tidur-bangun malam hari.
  4. Gangguan emosi, meliputi kecemasan, depresi, euforia, kemarahan, apari, perubahan suasana hari secara cepat, dan perubahan kepribadian.

Penyebab pasien Covid-19 alami delirium

Apa penyebab terjadinya delirium?

Gina menjelaskan, delirium dapat terjadi pada pasien yang terinfeksi Covid-19 yang disebabkan oleh berbagai sebab, yakni:

  • Infeksi langsung ke jaringan otak
  • Inflamasi (peradangan) jaringan parenkim otak
  • Ensefalopati akibat toksin krn proses perjalanan penyakit Covid-19
  • Gagal nafas yang menyebabkan otak mengalami kekurangan oksigen berat
  • Infeksi berat yang memengaruhi organ2 vital
  • Hiperkoagulasi (pengentalan darah yang hebat) sehingga mengganggu aliran darah ke otak.

Baca juga: Fenomena Delirium Gejala Baru Covid-19, Ini Penjelasannya...

Pengobatan pasien Delirium

Penanganan mereka yang mengalami delirium harus disesuaikan dengan penyebabnya.

Jika penyebabnya karena infeksi, maka pengobatannya ditujukan untuk menyelesaikan infeksinya.

Namun, jika penyebabnya karena pengentalan darah yang berlebihan, maka perlu diberikan terapi agar kekentalan darahnya berkurang.

"Bila pasien mengalami gaduh gelisah, baru diberikan obat-obatan psikiatri sesuai dengan derajat gaduh gelisahnya," ujar Gina.

Ia menambahkan, tindakan terapi juga penting dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami derilium bergejala reorientasi.

"Orang dengan delirium dibantu untuk mengenali ruang, waktu, dan orang di sekelilingnya sehingga menurunkan kebingungan dan kegelisahan," kata Gina.

"Orang dengan delirium juga perlu dirawat di ruangan yang nyaman, cukup pencahayaan dan tenang, suhu ruangan yang hangat," lanjut dia.

Baca juga: Kisah Ari Lasso Sembuh dari Covid-19, Sempat Alami Delirium dan Demam 11 Hari

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Delirium, Gejala Baru Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com