Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di media sosial Facebook beredar informasi yang menyebutkan ribuan burung pipit yang mati mendadak di Cirebon, Jawa Barat.
Narasi unggahan juga menyebutkan, penyebab kematian burung karena chemtrail atau radiasi frekuensi 5G.
Saat dikonfirmasi, Protokol Pemkot Cirebon membantah informasi itu. Penyebab kematian burung pipit karena hujan angin dan cuaca ekstrem.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi ribuan ekor burung pipit yang mati disebut karena chemtrail atau radiasi frekuensi 5G salah satunya diunggah oleh akun Facebook ini.
"Ribuan Burung Pipit Mati Dibalai Kota Cirebon,..?? Virus Bikinan Manusia itu ya Begini,...
Akibat Nyebar² Racun Diudara ya Begini Jadinya,.. Cuma Ada Dua Kemungkinan: Akibat Chemtrail Atau Radiasi Frekuensi 5G, Sesekali Lihatlah Langit Diatas,.. Bahaya Racun Sedang Disebar,...Jangan Terlalu Nunduk Baca Sosmed di HP Android," tulis pengunggah dalam status Facebook-nya.
Dalam unggahan itu juga disertakan video berdurasi 44 detik yang menunjukkan kondisi di lahan parkir dengan banyak bangkai burung pipit.
Diperlihatkan pula bangkai burung pipit paling banyak berada di bawah pohon.
Saat dikonfirmasi, Protokol Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon Prasojo Rahardjo Utomo, mengatakan, penyebab kematian burung pipit itu karena cuaca atau perubahan cuaca.
"Lebih cenderung ke cuaca, atau perubahan cuaca. Terakhir saya ketemu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, hasil PCR burung negatif," ujar Prasojo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/9/2021).
Ia menjelaskan, fenomena matinya ribuan burung pipit itu diketahui pada Rabu (15/9/2021) dini hari.
Saat itu, Cirebon sedang diguyur hujan lebat.
"Kejadian Rabu kemarin, lebih karena hujan di Rabu dini hari, (hujan) sedikit ekstrem atau besar plus angin," lanjut dia.
Prasojo mengatakan, keesokan harinya burung mulai terpantau sudah berjatuhan.
Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan dan petugas pamdal. Melihat banyaknya bangkai burung, petugas langsung membersihkan lokasi.
Saat dibersihkan, masih ada beberapa burung yang masih hidup.